TRIBUNNEWS.COM - Tim kampanye Calon Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dan Kamala Harris berseteru pada Senin (26/8/2024).
Perseteruan mereka mengenai apakah akan menonaktifkan salah satu mikrofon saat giliran orang lain berbicara selama debat presiden AS yang akan dilaksanakan pada 10 September mendatang.
Tim kampanye Harris mengatakan, mereka ingin "mikrofon panas", yaitu mikrofon kedua kandidat menyala secara langsung selama siaran penuh.
Sedangkan, Tim kampanye Trump menginginkan debatnya diatur oleh aturan yang sama yang disetujui saat Presiden AS, Joe Biden menjadi kandidat Demokrat, yang berarti mikrofon dimatikan.
Kebuntuan yang dalam negosiasi terjadi ketika Trump mempertanyakan kenetralan ABC.
Oleh karena itu, Trump mengancam akan menarik diri sepenuhnya yang menunjukkan bahwa jaringan ABC yang disepakati sebelumnya bias.
Melalui platform Truth Social miliknya, Trump mempertanyakan apakah jurnalis ABC News yang memoderasi debat akan memberikan pertanyaan kepada kampanye Harris sebelumnya.
"Mengapa saya harus melakukan Debat melawan Kamala Harris di jaringan itu?," tulisnya, dikutip dari Reuters.
"Nantikan saja!!!," sambungnya.
Trump mengatakan kepada wartawan, ia lebih suka mikrofon menyala selama debat.
Namun, setelah itu ia mengatakan debatnya bersama Biden tahun lalu berhasil dengan baik karena tidak menggunakan sistem mikrofon panas, dikutip dari BBC.
"Tidak masalah bagi saya (menggunakan mikrofon panas). Saya lebih suka melakukannya, mungkin, seperti itu. Namun kesepakatannya adalah bahwa itu akan sama seperti terakhir kali," ujar Trump.
Ini bukan pertama kalinya mantan presiden AS itu mengisyaratkan akan mundur dari debat.
Awal bulan Agustus, Trump mengatakan ia hanya akan berdebat dengan Harris jika debat tersebut diselenggarakan oleh Fox News.
Namun, ia mengubah pendiriannya beberapa hari kemudian.
Di sisi lain, Juru bicara Harris, Brian Fallon mengatakan, tim kampanye wakil presiden menginginkan penyiar untuk tetap menyalakan mikrofon kandidat selama acara berlangsung.
Mereka tidak ingin penyelenggara mematikan mikrofon saat lawan bicara mereka berbicara seperti dalam debat presiden terakhir.
Apa yang disebut "mikrofon panas" dapat membantu atau merugikan kandidat politik, menangkap komentar spontan yang terkadang tidak ditujukan kepada publik.
"Wakil Presiden siap menghadapi kebohongan dan interupsi Trump yang terus-menerus secara langsung. Trump harus berhenti bersembunyi di balik tombol mute," kata Fallon dalam sebuah pernyataan.
(mg/Putri Amalia Dwi Pitasari)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).