TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel mengirim bala bantuan tambahan ke Tepi Barat setelah meningkatnya bentrokan dengan faksi perlawanan Palestina.
"Saat ini terdapat 23 batalyon tentara Israel di Tepi Barat, dua kali lipat jumlah pasukan yang ditempatkan di Jalur Gaza," menurut Perusahaan Penyiaran Israel (KAN), Senin (2/9/2024).
Tentara Israel juga menghentikan beberapa pelatihan dan memindahkan batalyon tambahan ke Tepi Barat.
Mereka memperketat penyisiran di Tepi Barat untuk melemahkan faksi perlawanan Palestina di wilayah tersebut.
KAN mengatakan sebuah bom mobil berhasil dinetralkan oleh tentara Israel di pintu masuk pemukiman Ateret di Tepi Barat pada hari ini.
Langkah-langkah ini dilakukan di tengah kekhawatiran eskalasi konflik di Tepi Barat yang dapat menunda kembalinya para pengungsi ke rumah mereka di wilayah utara Tepi Barat.
Tentara Israel juga meningkatkan aktivitas militernya di Tepi Barat bagian utara yang diklaim untuk menargetkan faksi perlawanan Palestina.
Kemarin, Minggu (1/9/2024), Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan dua warga Palestina tewas akibat tembakan tentara Israel di Kota Kafr Dan, dekat Kota Jenin di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki.
Serangkaian serangan Israel di Tepi Barat berlanjut di Jenin setelah bentrokan itu, terutama di kamp-kamp pengungsi.
Setidaknya, tiga polisi Israel tewas dan tiga tentara Israel terluka dalam serangan penembakan di dekat pos pemeriksaan Tarqumiya, sebelah barat Hebron di Tepi Barat.
Sementara itu, tentara Israel mengepung sebuah rumah di Hebron dan membunuh seorang warga Palestina yang diduga melakukan serangan yang terjadi di persimpangan Idhna-Tarqumiya.
Baca juga: Brigade Al-Qassam Akui Lakukan 2 Operasi Lawan Israel di Hebron, Tepi Barat
Meningkatnya serangan faksi perlawanan Palestina terjadi setelah Israel meluncurkan serangan besar-besaran ke Tepi Barat sejak Rabu (28/8/2024) dalam operasi terbesar dalam beberapa bulan terakhir.
Israel mengklaim serangan dan perusakan di Tepi Barat dilakukan untuk menargetkan faksi perlawanan Palestina.
Selain itu, Israel mengirimkan kendaraan lapis baja yang didukung oleh angkatan udara ke Jenin, Tulkarem, Tubas dan kamp-kamp mereka, seperti diberitakan Al Arabiya.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.738 jiwa dan 94.154 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (2/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Quds.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 109 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel