Beredar Laporan 'Dokumen Darah' Benjamin Netanyahu Menyabotase Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Beredar laporan 'Dokumen Darah' Benjamin Netanyahu Menyabotase Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza.
Enam tawanan Israel di Gaza tidak akan terbunuh jika Netanyahu tidak mengeluarkan tuntutan baru terhadap kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan Israel pada bulan Mei, kata seorang pejabat keamanan senior.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas kematian enam tentara Israel yang tewas saat ditawan Hamas karena ia menyabotase perjanjian gencatan senjata Gaza yang seharusnya berujung pada pembebasan mereka, Yedioth Ahronoth melaporkan pada 2 September.
Surat kabar Ibrani melaporkan bahwa menurut seorang pejabat keamanan senior Israel, Israel mengajukan proposal perjanjian pada bulan Mei yang akan mengembalikan tawanan Israel dan mengarah pada gencatan senjata.
Namun, setelah Hamas menyetujui sebagian besar persyaratannya, Perdana Menteri memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan tersebut.
Untuk melakukannya, ia memerintahkan agar dokumen baru disusun pada bulan Juli, yang mencakup "klarifikasi" terhadap proposal pertama Israel.
Menurut pejabat keamanan senior, klarifikasi tersebut mencakup sejumlah syarat baru yang dimaksudkan untuk menyabotase peluang tercapainya kesepakatan.
Syarat-syaratnya termasuk tuntutan agar pasukan Israel diizinkan terus menduduki Koridor Philadelphia, jalur tanah strategis di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.
Hamas menuntut agar pasukan Israel sepenuhnya mundur dari Gaza, sesuai dengan usulan awal Israel, dan tidak ada kesepakatan yang dicapai.
Dokumen yang disiapkan pada bulan Juli yang menguraikan persyaratan baru Netanyahu memuat nama empat dari enam tawanan Israel yang dibunuh awal minggu ini.
Jika kesepakatan telah dicapai, para tawanan itu mungkin tidak dibunuh.
"Dokumen ini dicelupkan ke dalam darah keenam orang yang diculik itu," kata pejabat keamanan itu.
"Di bagian atas, di bagian atas dokumen itu, disebutkan bahwa ini adalah 'dokumen klarifikasi'. Namun, menurut saya, julukan yang paling tepat untuk dokumen itu adalah 'dokumen darah'. Sebab, halaman-halamannya berlumuran darah keenam orang yang diculik dan dibunuh di sebuah terowongan di Rafah," katanya.