Menurut Peskov, kunjungan Putin ke Ulanbaatar ini justru akan mempererat hubungan kedua negara mengingat semua aspek kunjungan yang telah dibahas sebelumnya akan membawa kebaikan baik bagi rakyat Mongolia maupun Rusia.
Mongolia Ikut Dikritik Sejumlah Pihak
Tak hanya mengecewakan Ukraina, langkah Mongolia yang menyambut Vladimir Putin ini juga membuat kecewa sejumlah pihak lainnya.
Di Brussels, Komisi Eropa sudah dari jauh-jauh hari mendesak Mongolia untuk memenuhi kewajibannya yang diambil ketika bergabung dengan statuta Roma ICC pada tahun 2002.
Baru minggu lalu, ICC menyatakan kalau semua anggotanya memiliki "kewajiban" untuk menahan mereka yang diburu oleh pengadilan.
Human Rights Watch juga mencatat bahwa Mongolia termasuk di antara 94 negara yang menandatangani pernyataan bersama pada bulan Juni yang menyatakan "dukungan teguh" mereka untuk ICC.
Erdenebalsuren Damdin, seorang warga negara Mongolia, bahkan menjadi salah satu hakim di bangku ICC.
Meskipun demikian, Mongolia tetap saja menyambut Putin dengan penjagaan kehormatan dan tidak memberikan indikasi bahwa ia berisiko ditangkap,
Penyambutan Putin ini juga mendapat kecaman dari Amnesty International.
"Presiden Putin adalah buronan keadilan," kata Direktur Eksekutif Amnesty International Mongolia, Altantuya Batdorj.
"Setiap perjalanan ke negara anggota ICC yang tidak berakhir dengan penangkapan akan mendorong tindakan Presiden Putin saat ini dan harus dilihat sebagai bagian dari upaya strategis untuk melemahkan kinerja ICC," paparnya.
(Tribunnews.com/Bobby)