News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Benjamin Netanyahu Berupaya Menipu ICC dengan Penyelidikan Bertahap atas kejahatan Perang di Gaza

Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cuplikan video Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saat presentasi dalam konferensi pers pada Senin (2/9/2024), ia menggunakan peta Israel tanpa memperlihatkan Tepi Barat sebagai wilayah negara Palestina.

Benjamin Netanyahu Berupaya Menipu ICC dengan Penyelidikan Bertahap atas kejahatan Perang di Gaza

TRIBUNNEWS.COM- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berupaya 'menipu' ICC dengan penyelidikan bertahap atas kejahatan perang Gaza.

Jaksa Agung Israel dilaporkan menolak permintaan Netanyahu dan mengatakan ICC tidak akan tertipu oleh 'taktik terang-terangan' tersebut

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berupaya meluncurkan penyelidikan “palsu” terhadap dirinya dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dalam upaya untuk mencegah surat perintah penangkapan yang diminta oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap mereka, menurut media berbahasa Ibrani.

Laporan Channel 12 mengatakan Netanyahu meminta Menteri Kehakiman Yariv Levin untuk meminta Jaksa Agung Israel Gali Baharav-Miara membuka dan kemudian menutup penyelidikan untuk menciptakan kesan bahwa pengadilan Israel sedang menyelidiki tuduhan terhadap Tel Aviv di ICC.

“Netanyahu dan Menteri Kehakiman Yariv Levin meminta Jaksa Agung untuk membuka penyelidikan kriminal internal guna menggagalkan surat perintah penangkapan ICC, tetapi Jaksa Agung menolak untuk membuka penyelidikan palsu yang tidak dapat dibenarkan,” lapor media berita berbahasa Ibrani tersebut pada 11 September.


Jaksa Agung dilaporkan menolak permintaan tersebut karena dianggap sebagai “taktik terang-terangan” yang tidak akan mengelabui ICC.

Perdana Menteri Israel juga menghadapi serangkaian kasus penipuan dan korupsi di Israel, yang terjadi sejak beberapa tahun sebelum 7 Oktober.

Pengadilan yang berpusat di Den Haag mengumumkan pada bulan Mei bahwa mereka telah memutuskan untuk mengajukan surat perintah penangkapan bagi Netanyahu dan Gallant. Keputusan ICC juga mencakup surat perintah penangkapan bagi para pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan Mohammad Deif.

Tuduhan tersebut termasuk secara sengaja menyebabkan penderitaan warga sipil Palestina, termasuk melalui kelaparan, serta secara kolektif menghukum penduduk Jalur Gaza atas operasi Hamas melawan Israel pada 7 Oktober.

Israel juga dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICJ).

Minggu ini saja, jaksa penuntut umum ICC Karim Khan mendesak Kamar Pra-Peradilan pengadilan untuk mempercepat surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan menteri perangnya, dengan menyerukan “urgensi yang sangat tinggi.”

Surat perintah tersebut “diperlukan untuk memastikan bahwa mereka tidak menghalangi atau membahayakan investigasi atau proses pengadilan, mencegah berlanjutnya kejahatan yang dituduhkan dan/atau dilakukannya kejahatan Statuta Roma lainnya,” kata Khan pada tanggal 9 September.

Meskipun beberapa bulan telah berlalu sejak pengajuan, hakim ICC belum mengeluarkan surat perintah penangkapan.

Awal bulan ini, Khan mengungkapkan bahwa beberapa pemimpin dunia telah menekannya agar tidak mengajukan permohonan tersebut.

Dalam sebuah investigasi yang dirilis pada akhir bulan Mei, The Guardian mengatakan bahwa intelijen Israel telah selama hampir satu dekade melancarkan kampanye “untuk mengawasi, meretas, menekan, memfitnah dan … mengancam staf senior ICC dalam upaya untuk menggagalkan penyelidikan pengadilan [atas kejahatan perang Israel].”

“Intelijen Israel menangkap komunikasi sejumlah pejabat ICC, termasuk [jaksa] Khan dan pendahulunya, Fatou Bensouda, menyadap panggilan telepon, pesan, email, dan dokumen,” tulis The Guardian , seraya menambahkan bahwa kampanye ini terus berlanjut.

Sebuah sumber intelijen yang dikutip dalam penyelidikan tersebut mengatakan Netanyahu sangat tertarik dengan kampanye mata-mata yang sedang berlangsung terhadap ICC.


SUMBER: THE CRADLE

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini