TRIBUNNEWS.COM - Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan Teheran tidak akan pernah menyerah pada program rudalnya.
Sebab, Iran membutuhkan pencegahan tersebut untuk keamanannya di wilayah di mana musuh bebuyutannya, Israel, mampu “menjatuhkan rudal ke Gaza setiap hari.”
Republik Islam itu selama bertahun-tahun telah menentang seruan Barat untuk membatasi program rudalnya.
Amerika Serikat (AS) dan sekutunya baru-baru ini menuduh Iran mentransfer rudal balistik ke Rusia untuk perangnya di Ukraina, dan menerapkan sanksi baru terhadap Moskow dan Teheran.
Namun, kedua negara membantah klaim tersebut.
“Jika kita tidak memiliki rudal, mereka akan mengebom kita kapan pun mereka mau, seperti di Gaza,” kata Masoud Pezeshkian, mengacu pada konflik di Gaza antara Israel dan Hamas, dilansir The Times of Israel.
Presiden Iran pun menegaskan kembali sikap resmi Teheran.
Ia menyerukan kepada masyarakat internasional “untuk terlebih dahulu melucuti senjata Israel sebelum mengajukan tuntutan yang sama kepada Iran.”
Pembicaraan Iran dengan AS
Iran dapat mengadakan pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat (AS) jika Washington menunjukkan "dalam praktik" bahwa mereka tidak memusuhi Republik Islam.
Hal ini disampaikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Senin (16/9/2024).
Baca juga: Iran Rencanakan Deportasi Jutaan Warga Afganistan Secepatnya
Pezeshkian menanggapi pertanyaan pada konferensi pers di Teheran tentang apakah Teheran akan terbuka untuk pembicaraan langsung dengan AS untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Mantan presiden AS Donald Trump mengingkari kesepakatan itu pada tahun 2018, dengan alasan bahwa kesepakatan itu terlalu murah hati bagi Teheran, dan memulihkan sanksi keras AS terhadap Iran, yang mendorong Teheran untuk secara bertahap melanggar batasan nuklir perjanjian tersebut.
"Kami tidak memusuhi AS, mereka harus mengakhiri permusuhan mereka terhadap kami dengan menunjukkan niat baik mereka dalam praktik," kata Pezeshkian, dikutip dari Arab News.
"Kami juga bersaudara dengan orang Amerika," tambah dia.
Setelah menjabat pada Januari 2021, Presiden AS Joe Biden mencoba untuk merundingkan kebangkitan pakta nuklir di mana Iran telah membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi AS, Uni Eropa, dan PBB.
Namun, Teheran menolak untuk berunding langsung dengan Washington dan bekerja terutama melalui perantara Eropa atau Arab.
Dia juga mengatakan Teheran belum mengirim rudal hipersonik ke Houthi Yaman, sehari setelah kelompok yang didukung Iran itu mengatakan rudal yang ditembakkannya ke Israel adalah rudal hipersonik.
Update Perang Israel-Hamas
Diberitakan Al Jazeera, pasukan Israel terus melancarkan serangan mematikan di seluruh Gaza, menewaskan 10 orang di kamp Nuseirat serta menargetkan lingkungan Zeitoun dan Sheikh Radwan di Kota Gaza di mana 10 orang lainnya, termasuk anak-anak, tewas.
Militer Israel, setelah berbulan-bulan menyangkal, mengakui ada “kemungkinan besar” bahwa tiga tawanan Israel yang tewas di Gaza November lalu tewas dalam serangan udaranya sendiri.
Kelompok Houthi di Yaman menembakkan rudal yang mencapai wilayah Israel.
PM Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan meminta "harga yang mahal" dari kelompok tersebut.
Pasukan Israel terus melancarkan serangan di Gaza, menewaskan dua orang di Beit Lahiya utara dan melukai beberapa orang di kamp pengungsi Nuseirat.
Baca juga: Ketar-ketir karena Kerja Sama Rahasia Nuklir Iran-Rusia, AS dan Inggris Disebut Gagal
Serangan itu terjadi setelah 10 warga Palestina tewas dalam dua pengeboman terpisah di Kota Gaza.
Seorang wanita Palestina di kota Hebron, Tepi Barat yang diduduki mengalami keguguran setelah tentara Israel menyerbu rumahnya dan memeriksa anggota keluarganya, menurut kantor berita Wafa.
Ynet News Israel melaporkan bahwa dua roket yang diluncurkan dari Lebanon melintasi wilayah Israel dan meledak di area terbuka, tetapi tidak menimbulkan korban atau kerusakan.
Ibu dari seorang tawanan Israel yang tewas dalam serangan Israel di Gaza pada bulan November telah mempertanyakan klaim militer bahwa mereka tidak mengetahui keberadaan putranya di jaringan terowongan bawah tanah yang menjadi targetnya.
Militer Israel mengatakan pihaknya tidak mengeluarkan perintah evakuasi untuk Lebanon selatan dan bahwa selebaran yang dijatuhkan oleh pesawat tak berawak Israel di desa perbatasan pada hari Minggu didistribusikan tanpa izin.
Setidaknya 41.206 orang tewas dan 95.337 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang, sementara lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)