TRIBUNNEWS.COM - Dinas Rahasia Amerika Serikat (AS) atau Secret Service mengonfirmasi bahwa Ryan Wesley Routh tidak melepaskan tembakan apa pun ke arah mantan Presiden Donald Trump.
Dikatakan, Calon Presiden (Capres) dari Partai Republik itu tidak berada dalam jangkauan pandangannya, Al Jazeera melaporkan.
"Tersangka yang ditahan terkait percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump tidak melepaskan tembakan apa pun di lapangan golf," Sheriff Palm Beach County Ric Bradshaw telah mengonfirmasi, BBC melaporkan,
Namun, benar jika Routh berada di dekat lapangan golf selama 12 jam sebelum Dinas Rahasia melihatnya.
Anggota Dinas Rahasia yang bertugas sebagai Pasukan Pengaman Presiden, melihat laras senapan menyembul di antara semak-semak, BBC melaporkan.
Dalam sebuah wawancara, eksternal di Fox News, Bradshaw mengatakan seorang agen Dinas Rahasia melepaskan tembakan setelah melihat senapan menyembul di balik semak-semak.
Tidak diketahui apa yang terkena peluru tersebut.
Dia juga mengatakan ubin keramik ditemukan di dalam ransel tempat tersangka terlihat, "yang menurut saya merupakan upaya untuk menggantungkan benda seperti pelindung tubuh di pagar".
"Kami mengepung tempat ini dengan helikopter dan mengepungnya dalam hitungan menit," katanya.
Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan Trump berada 275 hingga 455 meter dari posisi senapan.
Dikutip dari CNN, di tempat kejadian ditemukan senjata api jenis AK47 dan teropong, bersama dengan dua ransel dan kamera GoPro.
Baca juga: Donald Trump Selamat dari Upaya Pembunuhan di Lapangan Golf
Routh kemudian diamankan.
Bekas rumahnya di Greensboro, North Carolina pun disambangi petugas polisi.
Pihak berwenang telah meminta surat perintah penggeledahan untuk mengakses perangkat perekam video, telepon seluler, kendaraan, dan barang elektronik di alamat sebelumnya.
Bradshaw mengatakan di antara pertanyaan-pertanyaan yang coba dijawab oleh pihak berwenang adalah di mana tersangka tinggal di Florida dan bagaimana dia sampai di sana, mengingat diyakini dia tinggal di Hawaii.
"Selain itu, dia ada di penjara kami, di fasilitas penahanan federal."
Trump Bertemu Kepala Dinas Rahasia
Hanya sehari setelah percobaan pembunuhan itu, Trump bertemu dengan Direktur Dinas Rahasia Ronald Rowe, CBS News, mitra berita Amerika BBC melaporkan.
Rowe menjadi penjabat direktur lembaga tersebut setelah Kimberly Cheatle mengundurkan diri menyusul upaya pembunuhan terhadap Trump pada bulan Juli.
Reaksi Biden
Presiden Joe Biden berbicara singkat kepada wartawan pagi ini untuk pertama kalinya sejak upaya pembunuhan kedua terhadap Trump.
"Dinas Rahasia membutuhkan lebih banyak bantuan," kata Biden saat meninggalkan Gedung Putih.
Ia mengatakan kepada wartawan bahwa ia belum menerima laporan lengkap mengenai insiden hari Minggu (15/9/2024) itu dan menyatakan bersyukur Trump baik-baik saja.
Siapa Ryan Wesley Routh?
Ryan Wesley Routh dikenal karena secara terbuka mendukung gerakan sayap kiri.
Pria ini juga mempromosikan citranya sebagai "orang yang suka berbuat baik" di media sosial.
Profil LinkedIn Routh menggambarkannya sebagai seseorang yang sangat tertarik pada proyek kreatif dan pekerjaan mekanik.
Ryan Wesley Routh kuliah di North Carolina Agricultural and Technical State University.
Kemudian pindah ke Hawaii sekitar tahun 2018, menurut laporan.
Routh mengelola Camp Box Honolulu, sebuah perusahaan pembangunan gudang. Seorang Demokrat
Ryan Wesley Routh adalah pendukung lama Demokrat, menurut catatan yang diperoleh POST.
Sejak 2019, Ryan Routh telah memberikan 19 sumbangan yang jumlahnya mencapai lebih dari $140 menurut catatan dari Komisi Pemilihan Umum Federal (FEC).
Ia juga menyumbang untuk mantan Perwakilan Hawaii Tulsi Gabbard, mantan Demokrat yang sekarang menjadi pendukung Trump.
Pria berusia 58 tahun itu diduga mendukung Vivek Ramaswamy dan Nikki Haley dalam pemilihan mendatang, sebelum mereka memutuskan untuk mengundurkan diri, seperti yang tertera dalam salah satu unggahannya.
"Anda tidak boleh berhenti. Mengapa? Anda harus tetap berada di surat suara sampai akhir. Anda harus berjuang,"
"Anda harus terus berpidato dan berjuang sampai Hari Pemilihan, apa pun hasilnya. Jangan menyerah. Bergabunglah dengan Nikki dan teruslah bekerja,"
"Jangan pernah menyerah," tulisnya dalam salah satu unggahannya, menyemangati mantan kandidat presiden itu.
Routh terkenal karena sering mengeluh tentang politisi, seperti Putin, Trump dan Presiden Joe Biden, dan selebritas seperti Bruno Mars.
Dikutip dari Newsweek, tersangka juga dilaporkan telah ditangkap delapan kali, sebagian besar karena pelanggaran ringan.
Routh tampaknya pernah berbicara dengan The New York Times tentang upayanya merekrut tentara Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban untuk berperang di Ukraina.
Pada saat laporan tersebut diterbitkan pada 25 Maret 2023, Routh mengatakan kepadaTimesbahwa ia telah menghabiskan beberapa bulan di Ukraina pada tahun 2022.
Selain dengan New York Times, Routh juga berbicara dengan Newsweek Romania pada Juni 2022.
Hal yang sama, Routh berbicara tentang upayanya merekrut sukarelawan untuk Legiun Pertahanan Internasional Ukraina, sebuah unit Angkatan Darat Ukraina.
Laporan Semafor yang diterbitkan pada 10 Maret 2023, mengutip Routh sebagai Kepala Pusat Relawan Internasional (IVC) di Ukraina.
Dari keterangan situs resminya, IVC merupakan sebuah organisasi swasta yang bekerja untuk "memberdayakan relawan" dan kelompok nirlaba lainnya yang bekerja untuk "meningkatkan distribusi bantuan kemanusiaan di seluruh Ukraina.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)