News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu: Israel Perluas Tujuan Perang, Tak Hanya di Jalur Gaza tapi Juga Lebanon

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersama para tentara Israel. --- Netanyahu mengatakan Israel memperluas tujuan perang, tak hanya di Jalur Gaza tapi juga di Lebanon.

TRIBUNNEWS.COM - Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan kabinet perang pada Selasa (17/9/2024) dini hari memutuskan untuk memperluas tujuan perang saat ini.

Israel berencana memperluas serangannya ke Lebanon selatan untuk menargetkan Hizbullah yang dianggap sebagai ancaman bagi penduduk Israel di perbatasan utara.

Permukiman di Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, telah sepi karena puluhan ribu pemukim Israel mengungsi akibat serangan Hizbullah yang terus berlanjut.

"Malam ini, kabinet politik dan keamanan memperbarui tujuan perang sehingga sekarang mencakup bab berikut: kembalinya penduduk wilayah utara dengan aman ke rumah mereka," kata kantor Netanyahu dalam pernyataannya, Selasa.

Pada Senin (16/9/2024), Menteri Keamanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan kepada utusan Amerika Serikat (AS), Amos Hochstein, bahwa aksi militer adalah satu-satunya cara yang tersisa untuk memastikan kembalinya penduduk Israel utara ke rumah mereka.

“Kemungkinan untuk mencapai kesepakatan semakin berkurang karena kelompok Hizbullah terus mengasosiasikan dirinya dengan Hamas dan menolak untuk mengakhiri konflik, dan oleh karena itu satu-satunya cara yang tersisa untuk memastikan kembalinya (penduduk) komunitas utara di Israel akan melalui aksi militer," katanya.

Sementara itu, Amos Hockstein mengatakan kepada Yoav Gallant, bahwa pertempuran besar-besaran melawan Hizbullah tidak akan mengembalikan para tahanan yang ditahan di Jalur Gaza.

Menurutnya, melawan Hizbullah justru akan membuat Israel berada dalam bahaya.

"Perkiraan di Israel menunjukkan bahwa peluang mencapai penyelesaian di Lebanon, tanpa gencatan senjata di Gaza, sangat kecil," lapor Al Arabiya, mengutip pernyataan Amos Hockstein.

Ia mengatakan peluang untuk mencapai penyelesaian yang mengakhiri konfrontasi dengan Hizbullah semakin memudar.

Sementara itu, media Israel melaporkan Amerika Serikat ingin mencegah pecahnya perang sebelum pemilihan presiden AS yang dijadwalkan pada November mendatang.

Baca juga: Blinken Berkunjung ke Timur Tengah untuk ke-10 Kalinya Sejak Perang, tapi Kali Ini Melewatkan Israel

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah.

Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang perbatasan jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.226 jiwa dan 95.413 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (16/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Palestinian News Networks.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengeklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini