TRIBUNNEWS.COM - Viralnya nama perusahaan Icom yang tercatut dalam ledakan walkie talkie di seluruh penjuru Lebanon sempat membuat saham mereka anjlok pada Kamis pagi ini (19/9/2024).
Seperti yang diketahui sebelumnya, sehari setelah ledakan pager menyerang Lebanon, pada Rabu (18/9/2024) giliran perangkat walkie talkie yang dipakai Lebanon mengalami ledakan fatal serupa.
Tak tanggung-tanggung akibat insiden ledakan walkie talkie tersebut, 20 orang tewas dan lebih dari 450 luka-luka ungkap pejabat setempat.
Akibat insiden tersebut, saham Icom sempat anjlok pada pembukaan bursa saham Jepang pada hari ini.
Namun demikian, klarifikasi cepat yang dirilis perusahaan asal Osaka tersebut berhasil membuat para investor tenang pada penutupan bursa hari ini.
Sebelumnya, harga saham Icom yang dibuka pada level 2.595 yen sempat anjlok menyentuh angka 2.540 yen pada pagi hari ini sekitar pukul 09.30 waktu setempat.
Angka 2.540 yen tersebut menyamai titik terendah saham Icom sejak awal tahun 2024 ini.
Namun demikian, saham Icom kemudian mengalami rebound 2.6 persen dari angka penutupan pada hari Rabu.
Saham Icom pada hari ini ditutup dengan harga 2.662 yen per lembar saham atau sekitar Rp 285.000.
Nilai saham tersebut mengalami kenaikan 67 yen bila dibandingkan pada penutupan pada hari Rabu.
Harga saham Icom sendiri mulai mengalami kenaikan ketika perusahaan yang bermarkas di Osaka tersebut merilis klarifikasi terkait penggunaan produk walkie talkie mereka dalam ledakan di Lebanon.
Baca juga: ICOM Klarifikasi Terkait Walkie Talkie-nya yang Diduga Dipakai Israel untuk Ledakan Lebanon
Melalui klarifikasinya, Icom meluruskan sejumlah fakta terkait produk "IC-V82" yang disebut mengalami sabotase Israel dalam serangan di Lebanon.
Klarifikasi Icom Terkait Ledakan Walkie Talkie
Icom, perusahaan pembuat perangkat nirkabel yang namanya disebut dalam kasus walkie talkie yang meledak di Lebanon, memberikan klarifikasi pada Kamis (19/9/2024).
Perusahaan yang berlokasi di Hirano-ku, Osaka, Jepang ini mengumumkan bahwa mereka belum bisa memastikan apakah perangkat nirkabel yang meledak itu adalah produk yang mereka kirim.
Klarifikasi ini disampaikan setelah laporan viral tentang perangkat yang meledak tersebut yang memiliki logo Icom.
Melalui investigasi awal yang dilakukan sejak Kamis pagi, Icom memberikan beberapa penjelasan mengenai walkie talkie mereka.
Pertama, Icom menyatakan bahwa mereka memang memproduksi dan mengirim radio genggam "IC-V82" yang dilaporkan meledak di Lebanon.
Namun, produk IC-V82 hanya diproduksi antara tahun 2004 hingga Oktober 2014.
Icom mengaku telah menghentikan produksi dan penjualan walkie talkie tersebut sekitar 10 tahun yang lalu.
Mereka bahkan mengaku tidak lagi menjual baterai untuk perangkat tersebut.
Icom juga menyebutkan bahwa perangkat IC-V82 tidak dilengkapi dengan stiker hologram untuk mencegah pemalsuan.
Karena itu, Icom tidak dapat mengonfirmasi apakah ledakan walkie talkie di Lebanon disebabkan oleh kerusakan komponen atau sabotase oleh Israel, seperti yang dituduhkan oleh banyak pihak.
Kedua, Icom mengonfirmasi bahwa produk tersebut juga dipasarkan ke luar negeri, termasuk ke Timur Tengah.
Namun, mereka menjelaskan bahwa produk hanya dijual kepada dealer tertentu yang berwenang untuk distribusi internasional.
"Kami mengirim produk hanya setelah menyusun program ekspor (Icom Security Trade Control Program) berdasarkan peraturan kontrol perdagangan yang ditetapkan oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang," kata Icom.
"Icom menerapkan kontrol ekspor yang ketat," tambahnya.
Ketiga, Icom mengonfirmasi bahwa perangkat IC-V82 diproduksi oleh Wakayama Icom, anak perusahaan mereka yang beroperasi di Prefektur Wakayama.
Produk ini dibuat sesuai dengan sistem manajemen yang memenuhi standar internasional ISO9001/14001/27001.
Dengan mengikuti standar ISO, Icom menjamin kualitas, lingkungan, dan keamanan informasi dalam produksi walkie talkie tersebut.
Icom juga menegaskan bahwa mereka menggunakan suku cadang tertentu dalam produksi IC-V82 sehingga walkie talkie ini tidak mungkin diproduksi di luar Jepang.
Icom menyatakan bahwa jika ada informasi baru, mereka akan mengumumkannya di situs web mereka.
(Tribunnews.com/Bobby)