News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres Amerika Serikat

Donald Trump dan Volodymyr Zelensky Kemungkinan Bakal Bertemu Minggu Depan

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komedian sekaligus bintang Ukraina Volodymyr Zelensky bereaksi setelah hasil exit poll memenangkan dirinya sebagai presiden Minggu (21/4/2019). Donald Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky kemungkinan akan bertemu di Amerika Serikat (AS) minggu depan.

TRIBUNNEWS.COM - Calon Presiden (Capres) dari Partai Republik, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, kemungkinan akan bertemu di Amerika Serikat (AS) minggu depan.

"Mungkin ya," jawab Trump, ketika ditanya wartawan apakah dia akan bertemu dengan Zelensky, Rabu (18/9/2024).

Di AS, Zelensky akan berpidato di pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai perang Rusia di negaranya.

Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah pemimpin dunia yang mengunjungi AS akhirnya akan bertemu dengan Trump.

Zelensky mengatakan pada Agustus kemarin, dia ingin menyampaikan rencana perdamaian kepada Biden, Harris, dan Trump.

Meskipun Trump dan Zelensky berbicara melalui telepon pada Juli, mereka belum pernah berbicara secara langsung sejak Trump menjabat pada 2017-2021.

Trump secara konsisten menggambarkan bantuan AS kepada sekutunya di Eropa Timur itu sebagai pemborosan uang dan menolak mengatakan ia ingin Ukraina menang.

Zelensky juga dijadwalkan bertemu Presiden AS, Joe Biden, dan Wakil Presiden AS, Kamala Harris, di Gedung Putih minggu depan.

Kunjungan tersebut mungkin menjadi kunjungan terakhirnya sebelum pemilihan umum AS yang dapat mengubah kebijakan Washington terhadap Kyiv.

Dalam perkembangan terpisah, AS menjatuhkan sanksi baru pada Kamis (19/9/2024), The Guardian melaporkan.

"Jaringan yang terdiri dari lima kelompok dan satu orang karena memungkinkan pembayaran antara Rusia dan Korea Utara untuk mendukung perang Moskow di Ukraina dan program senjata Pyongyang," kata Departemen Keuangan.

AS dan Ukraina, serta analis independen, mengklaim Pyongyang membantu Rusia dengan memasok roket dan rudal sebagai imbalan atas bantuan ekonomi dan bantuan militer lainnya dari Moskow.

Baca juga: Lolos dari Upaya Pembunuhan Lagi,Trump Puji Seorang Wanita yang Bantu Polisi Ciduk Ryan Wesley Routh

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini