TRIBUNNEWS.COM - Iran meyakini Israel "sangat bersedia" untuk memperluas konfliknya di wilayah Lebanon dan akan menggunakan berbagai alat, termasuk teknologi baru, untuk melakukannya.
Hal ini menurut asisten profesor di Universitas Teheran, Tohid Asadi.
Sekitar 3.000 pager yang dibawa oleh anggota Hizbullah diketahui meledak secara bersamaan pada Selasa (17/9/2024).
Kemudian, terjadi serangan melibatkan radio genggam atau walkie talkie di Lebanon pada Rabu (18/9/2024).
Perkembangan ini telah memicu kekhawatiran di Iran bahwa seluruh wilayah Asia Barat bisa terlempar ke dalam “perang besar-besaran”.
"Itu adalah sesuatu yang tidak diminati Iran di level mana pun, tetapi pada saat yang sama, pejabat Iran memahami bahwa Israel tidak punya niat untuk meredakan situasi," kata Asadi kepada Al Jazeera, Jumat (20/9/2024).
"Meskipun pemerintah Iran telah mengirimkan pesan solidaritas kepada sekutunya, Hizbullah, sejauh ini mereka belum berbicara mengenai rencana praktis agar tidak membocorkan permainan," lanjut Asadi.
Pemimpin Hizbullah Janji Balas Israel
Sementara itu, Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, berjanji untuk terus melancarkan serangan harian terhadap Israel meskipun terjadi sabotase mematikan terhadap perangkat komunikasi anggotanya.
Ia mengatakan, warga Israel yang mengungsi dari rumah-rumah di dekat perbatasan Lebanon karena pertempuran, tidak akan dapat kembali hingga perang di Gaza berakhir.
Serangan selama dua hari yang menargetkan ribuan pager dan walkie talkie milik Hizbullah, telah banyak disalahkan pada Israel.
Baca juga: Disebut Israel Sudah Hancur, Brigade Rafah Al Qassam Hantam Unit IDF Pakai Roket TBG Hingga Tewas
Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa baku tembak yang terjadi hampir setiap hari selama 11 bulan antara Hizbullah dan Israel akan meningkat menjadi perang habis-habisan.
Sementara, Israel tidak membenarkan atau membantah keterlibatan dalam serangan tersebut.
Nasrallah mengatakan, kelompoknya sedang menyelidiki bagaimana pengeboman itu dilakukan.
“Ya, kami mengalami pukulan yang sangat keras dan dahsyat,” katanya, seperti diberitakan AP News.
“Musuh telah melewati semua batas dan garis merah,” jelas dia.
Sambil menunjuk jumlah pager dan walkie talkie, ia menuduh Israel berniat membunuh ribuan orang sekaligus.
“Musuh akan menghadapi hukuman yang berat dan adil dari tempat yang mereka duga dan tidak duga," imbuhnya.
Diketahui, serangan terhadap perangkat elektronik tersebut tampaknya merupakan puncak dari operasi selama berbulan-bulan oleh Israel untuk menargetkan sebanyak mungkin anggota Hizbullah sekaligus — tetapi warga sipil juga terkena dampaknya.
Setidaknya 37 orang tewas, termasuk dua anak-anak, dan sekitar 3.000 orang terluka dalam ledakan pada hari Selasa dan Rabu.
Baca juga: Roket Hizbullah Hancurkan Israel Utara, Pesawat Tempur Israel Timbulkan Kekacauan di Lebanon Selatan
Di sisi lain, selama pidato Nasrallah, Hizbullah menyerang sedikitnya empat kali di Israel utara, dan dua tentara Israel tewas dalam serangan sebelumnya pada hari itu.
Israel juga melancarkan serangan di Lebanon selatan pada hari Kamis, dengan mengatakan bahwa mereka menyerang ratusan peluncur roket dan infrastruktur Hizbullah lainnya, meskipun belum jelas apakah ada korban jiwa.
Pada saat yang sama, tentara memerintahkan penduduk di beberapa bagian Dataran Tinggi Golan dan Israel utara untuk menghindari pertemuan umum, meminimalkan pergerakan, dan tetap dekat dengan tempat perlindungan untuk mengantisipasi kemungkinan tembakan roket.
Update Perang Israel-Hamas
Hizbullah mengatakan pihaknya menembakkan 140 roket ke Israel setelah Lebanon selatan menjadi sasaran serangan Israel.
Pertahanan sipil Gaza mengatakan sebanyak 17 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza pada Jumat ini.
Video memperlihatkan tentara Israel mendorong mayat-mayat dari atap saat serangan Israel menyebabkan lima warga Palestina tewas di Qabatiya di Tepi Barat yang diduduki.
Israel dan Hizbullah saling tembak lintas perbatasan sementara warga di Lebanon membuang perangkat elektronik mereka setelah ledakan menewaskan 37 orang dan melukai hampir 3.000 orang pada hari Selasa dan Rabu.
Baca juga: Rencana Serangan Ledakan Ribuan Pager oleh Teroris Israel Telah Direncanakan Sejak 15 Tahun Lalu
Serangan Israel terus berlanjut di Gaza utara, menewaskan dua orang di Kota Gaza dan Beit Hanoon, menambah jumlah korban tewas menjadi puluhan orang dalam satu hari terakhir.
Pasukan Israel mengebom sebuah mobil di Suriah yang sedang menuju bandara Damaskus, menewaskan seorang “tokoh senior”, menurut media pemerintah Suriah.
Menteri Kesehatan Lebanon mengatakan ledakan terkoordinasi yang terjadi minggu ini di seluruh negeri tidak “melemahkan keinginan” rakyat.
Pejabat Palestina menyatakan kemarahannya atas rekaman yang memperlihatkan tentara Israel menendang mayat warga Palestina dari atap gedung di Tepi Barat.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan tindakan tersebut mengungkap "kebrutalan" tentara Israel.
Setidaknya 41.272 orang tewas dan 95.551 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang sementara lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)