TRIBUNNEWS.COM, JEPANG - Enam orang tewas dan 10 lainnya hilang setelah hujan lebat menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa bagian prefektur Ishikawa, Jepang.
Kota Wajima dan Suzu, yang masih dalam tahap pemulihan pascagempa bumi, termasuk di antara wilayah yang paling parah dilanda banjir.
Banjir terjadi mulai Sabtu (22/9/2024) dan berlanjut hingga tengah hari waktu setempat pada hari ini, Senin (24/9/2024).
Pada hari Minggu, kedua kota tersebut mengalami curah hujan dua kali lipat dari yang biasanya.
Puluhan sungai meluap, memutus jalan, dan mengisolasi lebih dari 100 komunitas di seluruh prefektur tersebut.
Dua orang yang meninggal ditemukan di dekat terowongan yang dilanda tanah longsor di Wajima.
Salah satunya adalah pekerja konstruksi yang sedang melakukan perbaikan jalan.
"Dua pria lanjut usia dan seorang wanita lanjut usia termasuk di antara korban tewas lainnya," kata Japan Times mengutip pihak berwenang setempat.
Badan meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan "mengancam nyawa" tertinggi untuk Ishikawa pada hari Sabtu dan menurunkannya menjadi peringatan biasa pada hari Minggu.
Namun, pihak berwenang telah menyerukan kewaspadaan berkelanjutan karena hujan deras kemungkinan akan terus berlanjut hingga setidaknya tengah hari pada hari Senin.
Banjir menggenangi perumahan sementara yang dibangun untuk warga yang kehilangan rumah akibat gempa bumi pada Hari Tahun Baru.
Rekaman yang disiarkan oleh NHK menunjukkan seluruh jalan di Wajima terendam air.
Wilayah ini masih dalam tahap pemulihan dari gempa bumi berkekuatan 7,5 skala Richter pada bulan Januari yang menewaskan sedikitnya 236 orang, merobohkan bangunan, dan memicu kebakaran besar.
Sekitar 4.000 rumah tangga mengalami pemadaman listrik pada hari Senin, menurut Perusahaan Tenaga Listrik Hokuriku.
Lebih dari 40.000 penduduk di empat kota di Ishikawa - termasuk Wajima, Suzu dan kota Noto - telah dievakuasi selama akhir pekan.
"Sebanyak 16.000 penduduk lainnya di prefektur Niigata dan Yamagata di utara Ishikawa juga diperintahkan untuk mengungsi," tulis kantor berita AFP.
Akemi Yamashita, warga Wajima berusia 54 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa dia sedang mengemudi pada hari Sabtu ketika hanya dalam waktu sekitar 30 menit, air menyembur ke jalan dan dengan cepat naik.
"Hingga setengah tinggi mobil saya," katanya.
"Saya berbicara dengan warga Wajima lainnya kemarin, dan mereka berkata sangat menyedihkan tinggal di kota ini".
"Saya menitikkan air mata saat mendengarnya," katanya, menggambarkan gempa bumi dan banjir melanda wilayahnya itu seperti sesuatu dari film.
Banjir dan tanah longsor melanda Jepang bagian tengah beberapa bulan setelah gempa besar
Personel militer dikirim ke wilayah Ishikawa untuk bergabung dengan petugas penyelamat selama akhir pekan, karena puluhan ribu penduduk didesak untuk mengungsi.
Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim akibat manusia meningkatkan risiko yang ditimbulkan oleh hujan lebat karena atmosfer yang lebih hangat menahan lebih banyak air.
Daerah yang berada dalam peringatan darurat mengalami "hujan lebat dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya", kata peramal cuaca JMA Satoshi Sugimoto pada hari Sabtu, seraya menambahkan "Ini adalah situasi di mana Anda harus segera mengamankan keselamatan Anda."
Sumber: BBC/AFP/NHK