TRIBUNNEWS.COM - Perayaan keagamaan tahunan Jitiya Parv yang digelar di Sungai Gangga, India pada tahun ini, menelan sejumlah korban jiwa.
Setidaknya 46 orang, termasuk 37 anak-anak, tenggelam saat merayakan festival Hindu yang berpusat di wilayah India timur tersebut.
Dikutip Tribunnews dari AFP, angka korban tenggelam tersebut merupakan akumulasi dari beberapa insiden terpisah yang terjadi di negara bagian Bihar dari Selasa lalu (24/9/2024) hingga hari Kamis ini (26/9/2024).
Banyaknya warga India yang tewas tenggelam ini diduga terjadi karena arus Sungai Gangga yang meluap tinggi akibat banjir baru-baru ini.
Derasnya arus Sungai Gangga membuat orang-orang yang tidak mahir berenang, seperti anak-anak, menjadi golongan korban terbanyak dalam insiden ini.
Menurut seorang pejabat dari Badan Penanggulangan Bencana Bihar, para korban terseret arus sungai karena mereka tidak menghiraukan peringatan yang telah dikeluarkan otoritas setempat saat menggelar ritual mandi di Sungai Gangga.
"Hal ini terjadi karena orang-orang mengabaikan tingkat air yang berbahaya di Sungai Gangga saat mandi untuk merayakan festival ini," kata sosok pejabat yang meminta namanya dirahasiakan karena tidak diizinkan berbicara kepada media.
"Pihak berwenang di India mengaku saat ini memprioritaskan usaha untuk menemukan tiga warga lainnya yang belum ditemukan setelah terseret arus sungai," kata pejabat tersebut.
Ritual Jitiya Parv sendiri merupakan kegiatan keagamaan yang diperingati oleh ibu-ibu di India untuk mendoakan kesejahteraan anak-anak mereka.
Jitiya Parv berlangsung selama beberapa hari dan berpusat di negara bagian Bihar.
Selain itu, ritual keagamaan umat Hindu ini juga dirayakan di negara bagian tetangga Bihar seperti di Uttar Pradesh dan Jharkhand, serta di beberapa bagian dataran selatan Nepal.
Baca juga: Apa Jadinya Jika Pemilu di India Jadi Dilakukan Secara Serentak?
Terkait keluarga korban, pemerintah negara bagian Bihar telah mengumumkan sejumlah kompensasi atau bantuan untuk meringankan kondisi finansial mereka.
Insiden mematikan di perayaan Jitiya Parv ini melanjutkan tren buruk ritual keagamaan di India pada tahun ini.
Sebelumnya pada bulan Juli, 116 orang tewas terinjak-injak saat menghadiri acara keagamaan yang dipimpin Bhole Baba di Desa Pulrai,di negara bagian Uttar Pradesh.
Sungai Gangga Meluap Deras
Banyaknya warga India yang tenggelam diduga disebabkan oleh tingginya arus Sungai Gangga yang meluap akibat banjir bandang beberapa hari terakhir.
Meluapnya Sungai Gangga diperkirakan terjadi akibat hujan lebat dan banjir bandang tahunan yang biasa terjadi di India antara bulan Juni hingga September.
Periode hujan lebat tersebut sangat penting untuk pertanian India untuk mengairi lahan mereka setelah mengalami kekeringan di musim panas.
Namun demikian, musim monsun ini juga menyebabkan kerusakan yang luas setiap tahunnya di India dalam bentuk tanah longsor dan banjir yang menewaskan ratusan orang di seluruh penjuru negara tersebut.
Setidaknya lebih dari 200 orang tewas di negara bagian Kerala, India selatan, pada bulan Juli lalu akibat tanah longsor yang terjadi ketika hujan mengguyur lebat.
Para ahli meteorologi di India mengatakan perubahan iklim juga meningkatkan jumlah kejadian cuaca ekstrem di negara tersebut.
Longsor yang menimpa proyek pembangunan bendungan, penebangan hutan, dan proyek pengembangan di India yang penuh material bangunan juga meningkatkan jumlah potensi korban jiwa di tiap hujan lebat.
(Tribunnews.com/Bobby)