News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Menlu Israel Katz Tolak Gencatan Senjata dengan Lebanon: Kami akan Serang Hizbullah sampai Menang!

Penulis: Bobby W
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menerima opsi gencatan senjata dengan Lebanon.

TRIBUNNEWS.COM - Upaya Amerika Serikat (AS) yang mengajak Israel melakukan gencatan senjata di Lebanon tampaknya berakhir sia-sia.

Hal ini terjadi setelah Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menerima opsi gencatan senjata dengan Lebanon.

Pernyataan dari Katz ini juga mempertegas ucapan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang membantah klaim bahwa perjanjian damai dengan Lebanon akan segera dilakukan.

"Kami akan terus melawan kelompok teroris Hizbullah dengan sekuat tenaga hingga kami meraih kemenangan dan memastikan warga di wilayah utara Israel kembali ke rumah mereka dengan selamat," ungkap Katz, yang saat ini mewakili Netanyahu selama perjalanan ke AS.

Pernyataan Israel Katz pada hari Kamis (26/9/2024) ini pun menjadi tamparan keras bagi AS dan sekutunya.

Seperti yang diketahui sebelumnya, AS, Prancis, dan beberapa sekutu lainnya menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.

Selain mengajak Israel untuk menggelar gencatan senjata dengan Lebanon, AS dan sekutunya juga tetap berkomitmen untuk meredakan konflik di Gaza.

Sikap tersebut diambil AS dan sekutunya setelah menggelar diskusi intens di dalam pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Rabu (25/9/2024).

Gencatan senjata ini sejatinya akan diberlakukan di wilayah "Garis Biru" Israel-Lebanon, yang merupakan garis pembatas antara Lebanon dan Israel

"Kami meminta semua pihak, termasuk pemerintah Israel dan Lebanon, untuk segera menyetujui gencatan senjata sementara," tulis AS dan negara-negara sekutunya dalam rilis pernyataan bersama yang disampaikan melalui Gedung Putih.

Sekutu yang menandatangani pernyataan bersama tersebut termasuk Australia, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Uni Eropa.

Baca juga: Turki Dukung Lebanon Lawan Agresi Israel, Menlu Hakan Fidan: Beirut Diseret dalam Perang Regional

Serangan Udara Israel Incar Pemimpin Hizbullah

Dalam pernyataannya ke publik, Pemerintah Israel mengaku serangan udaranya dalam seminggu terakhir ini menargetkan pemimpin Hizbullah dan menghantam ratusan lokasi di dalam wilayah Lebanon

Israel mengatakan pesawat tempurnya menyerang Lebanon selatan dan Lembah Bekaa, yang merupakan wilayah operasi atau markas Hizbullah terdekat dengan perbatasan mereka di utara.

Selain melakukan sejumlah serangan udara, pihak militer Israel juga dikabarkan telah memanggil dua brigade cadangan lagi untuk operasi darat di perbatasan utara Israel.

Dalam sebuah pesan video yang disampaikan ke publik, Netanyahu mengatakan serangan ini adalah awal dari upaya berkelanjutan mereka untuk menumpas Hizbullah.

Di video tersebut, Netanyahu mengancam Hizbullah bahwa mereka akan mengalami serangan yang lebih keras dari yang bisa mereka bayangkan.

Akibat serangan udara Israel tersebut, ratusan ribu warga Lebanon pun telah melarikan diri ke sejumlah wilayah negara mereka yang berbatasan dengan Suriah.

Sementara itu, Hizbullah menembakkan sejumlah roket ke wilayah Israel sebagai bentuk perlawanan.

Serangan Israel di Lebanon tersebut setidaknya telah menewaskan dua komandan senior Hizbullah.

Pada hari Rabu waktu setempat, ribuan warga Lebanon turut menghadiri pemakaman dua komandan tersebut di pinggiran kota Beirut

Kedua komandan Hizbullah tersebut dikabarkan tewas dalam serangan Israel sehari sebelumnya.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz (Tehran Times)

Baca juga: Israel Siagakan Pasukan, Bersiap untuk Luncurkan Serangan Darat Lawan Hizbullah

Para pejuang Hizbullah yang hadir tampak mengenakan seragam mereka sembari mengangkat peti mati yang ditutupi bendera Lebanon sambil diiringi musik.

Kerumunan meneriakkan slogan Hizbullah dan beberapa orang menangis.

Sementara itu, pemerintah Lebanon mengungkapkan sejumlah rumah sakit di negaranya telah dipenuhi dengan orang-orang yang terluka pasca serangan Israel dimulai sejak hari Senin lalu (23/9/2024).

Serangan Israel tersebut setidaknya telah menewaskan lebih dari 550 orang yang sekaligus menjadikannya sebagai hari-hari paling mematikan di Lebanon sejak perang saudara berakhir pada tahun 1990.

(Tribunnews.com/Bobby)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini