News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Di AS, Presiden Iran Tegaskan Israel dan Sekutunya Adalah Teroris Terbesar Sejagat, Ini Alasannya

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Iran yang baru terpilih Masoud Pezeshkian berbicara di Teheran pada 6 Juli 2024.

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dengan tegas mengatakan Israel dan sekutunya adalah "teroris terbesar" di dunia.

Pezeshkian menyebut rezim Israel melancarkan serangan dan melakukan pembunuhan di negara-negara Lain.

Oleh karena itu, dia mengatakan Iran harus memiliki kekuatan militer besar agar bisa membela diri dari ancaman Israel.

"Ada risiko pertempuran dari peristiwa saat ini akan melanda seluruh kawasan ini (Timur Tengah) dan menyebabkan konsekuensi lain. Israel harus dihentikan dipaksa agar itdak melakukan kesalahan seperti itu," kata Pezeshkian saat diwawancarai CNN pada Kamis (26/9/2024), dikutip dari Nour News.

Pezeshkian berkunjung ke New York, Amerika Serikat (AS), selama tiga hari untuk menghadiri sidang ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di sana dia juga melakukan pembicaraan dengan para pejabat dari belasan negara.

Presiden baru itu menyinggung situasi yang saat ini melanda Lebanon. Israel dalam beberapa hari terakhir melancarkan serangan besar ke negara Timur Tengah itu.

Dia menyebut apa yang terjadi di Lebanon adalah bencana kemanusiaan. Pezeshkian meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara lain untuk memaksa Israel untuk menghentikan aksinya.

"Apa yang dilakukan Hizbullah saat ini? Apa yang bisa dilakukan Hizbullah terhadap pesawat yang datang untuk menjatuhkan bom? Hizbullah terpaksa membela diri dengan apa pun yang mereka punya," katanya.

Dia mengakui ada risiko pertempuran meluas ke seluruh Timur Tengah. Oleh karena itu, penting untuk mencegahnya, yaitu dengan cara menghentikan Israel.

Menurut pemimpin Iran itu, serangan yang dilakukan Hizbullah ke Israel adalah balasan atas serangan rezim Zionis.

"Anda percaya itu? Berapa banyak orang yang tewas di Gaza saja karena rezim ini? Lebih dari 41.000 orang tewas. Apa yang mereka lakukan terhadap Israel yang mengebom wanita, anak-anak sekolah, lansia, rumah sakit, dan pusat kesehatan?" tanya dia.

Baca juga: Hantam Eilat, Brigade Hizbullah Irak ke Faksi-Faksi Milisi Pro Iran: Gencarkan Serangan ke Israel

Dia juga menyinggung 200 staf PBB yang tewas di Gaza karena serangan Israel.

"Kami membuat senjata dan rudal untuk membela diri kami. Selama perang yang dipaksakan Irak terhadap Iran, Sadam Hussein dengan bantuan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa mengebom kota-kota kami dan menjatuhkan bom kimia. Kami saat itu tak berdaya."

Dia mengatakan Iran harus memiliki militer yang kuat agar bisa mempertahankan diri.

"Israel membunuh [Kepala Biro Politik Hamas] Ismail Haniyeh. Teroris sebenarnya adalah rezim Israel. Mereka mempertahankan negeri dan negaranya dicap sebagai teroris oleh Israel.

"Bandingkan pembunuhan oleh rezim ini dengan operasi yang dilakukan pasukan yang disebut teroris oleh Israel. Lalu, Anda bisa berkata kepada dunia siapa yang sebenarnya teroris dan siapa yang anti hak asasi manusia, menempatkan kemanusiaan di bawah kakinya dan memperlihatkan tidak ada nilainya."

Kepada wartawan, dia mengklaim sebagian besar rapatnya digunakan untuk membahas serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza dan Lebanon.

"Israel dan pihak yang mendukungnya secara tidak adil berkhotbah tentang hak asasi manusi dan mengklaim bahwa mereka menolak terorisme," kata dia dikutip dari Al Masirah.

"Namun, rezim Zionis dan pendukungnya adalah teroris terbesar karena mereka dengan mudah menggunakan alat dan kekuatan mereka untuk mengebom warga tak berdosa di Gaza dan Lebanon, dan menghancurkan rumah mereka. Mereka menutup jalan dan tidak mengizinkan orang-orang mendapat air, makanan, dan obat-obatan."

(Tribunnews/Febri)

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini