TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Filipina telah mengantisipasi risiko terburuk yang dapat terjadi bagi warganya yang tinggal di Lebanon di tengah agresi Israel.
Hal ini diungkapkan oleh pihak pemerintah di Manila yang mengatakan siap untuk mengevakuasi 11.000 warganya dari Lebanon sesegera mungkin.
Langkah tersebut akan diambil Pemerintah Filipina jika pasukan Israel telah melintasi perbatasan Lebanon untuk melakukan operasi jalur darat menyerang Hizbullah.
"Invasi jalur darat (dari Israel) akan memaksa kami untuk melakukan repatriasi wajib," kata Sekretaris Kementerian Luar Negeri Filipina, Eduardo de Vega dalam konferensi pers di Manila pada Jumat (27/9/2024).
Eduardo juga menambahkan bahwa ribuan warga Filipina tersebut akan dievakuasi melalui jalur laut dengan melintas Laut Mediterania menuju ke Siprus atau Turkiye.
Pihak pemerintah Filipina sendiri masih belum memberikan rincian lebih lanjut terkait negara mana yang akan menjadi tempat evakuasi sementara.
Manila sebelumnya telah mendorong warga Filipina untuk meninggalkan Lebanon sebelum maskapai penerbangan berhenti terbang ke Beirut.
Namun demikian, sebagian besar warganya tidak mengindahkan seruan tersebut, ungkap diplomat Filipina tersebut.
Eduardo menilai banyak warga Filipina yang mayoritas menjadi tenaga kerja kelas buruh enggan meninggalkan Lebanon karena mereka memprioritaskan faktor finansial.
"Bagi sebagian dari mereka, lebih baik mati di perang daripada kelaparan," kata Eduardo.
Karena alasan tersebut, hingga saat ini, hanya 500 warga Filipina yang memanfaatkan tawaran pemerintah untuk meninggalkan Lebanon, kata Eduardo De Vega.
Baca juga: Israel Tolak Seruan Gencatan Senjata Lebanon, Satu Lagi Komandan Hizbullah Tewas
Di saat Pemerintah Filipina ingin menarik pekerja mereka di Lebanon, langkah berbeda justru di ambil oleh perwakilan diplomat negara mereka di Israel
Ditemui terpisah, Anthony Mandap, konsul jenderal di kedutaan Filipina di Tel Aviv, mengatakan tidak ada rencana saat ini untuk memulangkan sekitar 30.000 warga Filipina yang bekerja di Israel.
Sejauh ini, Empat warga Filipina dibunuh dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu dan dua lainnya diculik.
Sementara itu, sejak Israel menyerang Lebanon awal pekan ini, belum ada warga Filipina yang menjadi korban akibat serangan udara IDF terhadap Hizbullah.
(Tribunnews.com/Bobby)