TRIBUNNEWS.COM - Houthi Yaman melancarkan serangan rudal ke Israel.
Menurut media Israel, lebih dari dua juta warga Israel melarikan diri ke tempat perlindungan, termasuk pemimpin oposisi Benny Gantz.
Sebelumnya pada Kamis malam (26/9/2024) pasukan Israel melaporkan peluncuran rudal balistik dari Yaman menuju Tel Aviv.
Akibat serangan itu menyebabkan lebih dari 17 warga Israel terluka.
Sirene dibunyikan di seluruh Tel Aviv dan wilayah sekitarnya.
Sementara, Bandara Ben Gurion untuk sementara menghentikan operasinya karena serangan rudal Houthi, Palestine Chronicle.
Operasi tersebut dilakukan setelah Abdul-Malik al-Houthi, pemimpin gerakan Ansarallah, mengatakan dalam pidatonya pada hari bahwa Laut Merah, Laut Arab, dan Teluk Aden sekarang menjadi wilayah terlarang bagi Israel dan Amerika Serikat.
Ia juga menyatakan bahwa pasukan Ansarallah meluncurkan 39 rudal dan pesawat tak berawak untuk mendukung Gaza dan Lebanon.
Pihaknya juga memperingatkan bahwa dukungan militer akan terus berlanjut selama agresi di wilayah tersebut berlanjut.
Al-Houthi memuji pengenalan rudal Palestine-2, menggambarkannya sebagai komponen penting dari fase kelima eskalasi perang yang sedang berlangsung.
Rudal Houthi Yaman Berhasil Tembus Iron Dome Zionis
Baca juga: Iran Tuduh AS Terlibat dalam Serangan Udara Besar-besaran Israel di Lebanon
Kelompok bersenjata Yaman masih konsisten melakukan serangan masifnya ke Israel, dalam rangka dukungannya untuk kemerdekaan Palestina.
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara militer Angkatan Bersenjata Yaman, yang berafiliasi dengan kelompok Ansarallah melaporkan dua operasi militer signifikan yang menargetkan Israel, Jumat (27/9/2024).
Terbukti sistem pertahanan Israel, termasuk iron dome, teknologi satelit dan intersepsinya, terbukti tidak efektif terhadap senjata Houthi Yaman.
Dalam operasi pertama, rudal balistik hipersonik, Palestine-2, menyerang instalasi militer di Tel Aviv, menurut Saree.
Serangan kedua, menggunakan pesawat tak berawak (drone) Jaffa, dilaporkan mengenai target kritis di wilayah Ashkelon.
Sumber tersebut juga menekankan bahwa rudal Yaman, mampu menempuh jarak lebih dari 2.000 kilometer.
Saree menegaskan bahwa kedua operasi tersebut berhasil mencapai sasaran yang dituju, yakni target vital Israel.
Operasi militer Houthi Yaman ini digambarkan sebagai respons terhadap agresi Israel dan sebagai bentuk solidaritas dengan gerakan perlawanan Palestina dan Lebanon.
Ia menekankan bahwa tindakan militer lebih lanjut terhadap Israel akan terus berlanjut hingga serangan terhadap Gaza dan Lebanon berhenti, mengutip Palestine Chronicle.
Sumber-sumber Yaman mengungkapkan kepada jaringan berita Lebanon Al-Mayadeen bahwa target-target baru Israel telah diidentifikasi dalam operasi-operasi yang sedang berlangsung.
Hal ini juga menggarisbawahi bahwa Yaman tetap berkomitmen untuk mendukung Palestina.
Yaman menegaskan akan terus menyerang lokasi-lokasi sensitif dan strategis di Israel.
Selain itu memperingatkan bahwa operasi tahap kelima akan sangat sulit bagi Israel.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)