TRIBUNNEWS.COM, LEBANON - Setelah kurang lebih sepekan memborbardir wilayah selatan dan utara Lebanon, kini tentara Israel mulai melakukan invasi darat.
Dalam sebuah pernyataan pada hari ini, Selasa (1/10/2024), tentara Israel mengumumkan bahwa mereka telah memulai pendaratan terbatas di Lebanon.
Mereka menargetkan pasukan Hizbullah yang diberi nama "Panah Utara" di wilayah Lebanon Selatan.
Pendaratan pasukan Israel tersebut disetujui oleh para pemimpinnya dengan dukungan serangan angkatan udara dan artileri menggunakan senjata presisi.
Menurut Times of Israel, pendaratan tersebut bertujuan untuk menghilangkan infrastruktur Hizbullah di sepanjang perbatasan dan bukan bertujuan untuk merebut wilayah Lebanon.
Kehadiran pasukan itu untuk menciptakan kondisi bagi perjanjian diplomatik yang akan memastikan bahwa Hizbullah akan diusir dari Sungai Litani, perbatasan Israel-Lebanon.
Media itu mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menyetujui pendaratan “terbatas” Israel di Lebanon.
Namun memperingatkan bahwa Israel dapat terjebak dalam perang ini atau harus memperluas cakupannya.
Serangan Israel pada tahun 1982 di Lebanon awalnya merupakan invasi "terbatas" namun berubah menjadi perang selama 18 tahun di Lebanon selatan.