Setelah Iran, Giliran Yaman Serang Target Jauh di Dalam Israel Pakai Rudal Jelajah Quds 5
TRIBUNNEWS.COM - Angkatan bersenjata Yaman yang terafiliasi gerakan Ansarallah (Houthi) menyatakan telah menyerang pos-pos militer yang berada jauh di dalam Israel dengan tiga rudal jelajah bersayap 'Quds 5'.
Hal itu diungkapkan juru bicara militer Yaman, Yahya Saree, Rabu (2/10/2024).
Saree mengklaim, serangan rudal tersebut mengenai target meski tidak diumumkan pihak pendudukan Israel.
Baca juga: Iran Targetkan Kehancuran Israel Pada 2040, Netanyahu Gali Sendiri Lubang Kubur di Perang Atrisi
"Rudal-rudal tersebut berhasil mencapai targetnya, sementara musuh tetap bungkam tentang hasil operasi tersebut," kata Saree.
"Kami tidak akan ragu dalam memperluas operasi militer kami terhadap musuh Israel dan siapa yang berada di belakangnya hingga agresi terhadap Gaza dan Lebanon berakhir," tambah Saree.
Militer Israel belum mengomentari serangan tersebut.
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Iran meluncurkan gelombang besar 180 rudal balistik ke pangkalan militer dan intelijen Israel semalam sebagai tanggapan atas pemboman besar-besaran dan kampanye pembunuhan Israel di Lebanon yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan ratusan warga sipil Lebanon.
Pada tanggal 29 September, Israel melakukan serangan udara di pelabuhan Hodeidah di Yaman, menewaskan empat orang dan melukai 29 lainnya.
Dua hari sebelumnya, pada tanggal 27 September, pasukan Yaman meluncurkan rudal balistik ke sasaran militer di Tel Aviv serta pesawat nirawak ke "sasaran vital" di kota pesisir selatan Ashkelon.
Angkatan bersenjata Yaman yang dipimpin Ansarallah telah berulang kali menembakkan rudal dan pesawat nirawak ke sasaran militer di Israel dan kapal-kapal terkait Israel yang melintasi Laut Merah.
Para pemimpin Yaman mulai melakukan serangan pada bulan November tahun lalu untuk menentang genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Angkatan bersenjata Yaman merupakan salah satu pilar apa yang disbeut sebagai Poros Perlawanan, bersama dengan Iran, Hizbullah, Perlawanan Irak, dan kelompok perlawanan Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam.
Pada hari Selasa, Perlawanan Irak memperingatkan bahwa jika AS mengambil bagian dalam "tindakan permusuhan" terhadap Iran, kepentingan AS di kawasan tersebut akan terancam.
Pernyataan dari Komite Koordinasi Perlawanan Irak juga memperingatkan Israel agar tidak menggunakan wilayah udara Irak untuk membalas Iran atas rentetan rudal yang ditembakkan ke Israel.
Peringatan itu dikeluarkan Perlawanan Irak dengan mengatakan "semua pangkalan dan kepentingan Amerika di Irak dan kawasan tersebut akan menjadi target kami."
(oln/tc/*)