News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pemadaman Listrik di Israel Setelah Serangan Roket Hizbullah, Listrik Padam di Galilea Atas

Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Serangan Iran terhadap Israel pada Selasa (1/10/2024) dinilai merupakan serangan rudal balistik terbesar dalam sejarah konflik kedua negara.

Pemadaman Listrik di Israel Setelah Serangan Roket Hizbullah, Listrik Padam di Galilea Atas

TRIBUNNEWS.COM- Saluran 12 Israel melaporkan bahwa listrik padam di kota-kota Galilea Atas di utara negara itu setelah roket yang diluncurkan oleh Hizbullah dari Lebanon mendarat di daerah itu. 

Tentara pendudukan Israel mengumumkan bahwa mereka mengamati peluncuran "102 roket" pada malam hari Rabu. 

Secara keseluruhan, klaim Saluran 12, "sekitar 220 roket diluncurkan dari Lebanon ke Israel utara sejak" Rabu pagi".

Selain itu, Hizbullah mengumumkan bahwa mereka telah menghancurkan tiga tank Merkava Israel dengan peluru kendali. 

Saat itu, tank-tank tersebut tengah bergerak maju menuju Maroun Al-Ras di Lebanon selatan. Gerakan tersebut menambahkan pada Rabu malam bahwa para pejuangnya meledakkan alat peledak ketika infanteri Israel memasuki sebuah rumah di dekat Kfar Kila, menewaskan sejumlah tentara pendudukan dan melukai beberapa lainnya.

Pasukan invasi Israel juga menjadi sasaran di kebun buah Matala, begitu pula helikopter yang terbang di atas pemukiman Beit Hillel di Israel. 

"Tentara pendudukan tidak mengumumkan jumlah korbannya," kata juru bicara Muhammad Afifi kepada wartawan saat melakukan tur di pinggiran selatan Beirut.

“Kami telah membunuh sejumlah besar pasukan musuh selama bentrokan di Adaisseh dan Maroun Al-Ras di Lebanon selatan, tetapi musuh menutup-nutupi informasi ini,” kata Afifi. 

“Apa yang terjadi di kota-kota itu hanyalah permulaan, dan gerakan ini berada pada tingkat kesiapan tertinggi di selatan.”

Tentara pendudukan Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Lebanon pada tanggal 23 September, yang merupakan serangan terberat sejak dimulainya pertukaran lintas batas dengan Hizbullah sekitar setahun yang lalu. 

Serangan ini telah menyebabkan tewasnya banyak pemimpin politik dan militer Hizbullah, termasuk Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah.

 

SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini