Benarkah Israel Mengebom Gudang Senjata Rusia di Suriah? Moskow-Tel Aviv Musuhan Beneran?
TRIBUNNEWS.COM - Israel telah memperluas serangannya di Suriah dengan laporan minggu ini bahwa Israel menyerang pangkalan Hmeimim milik Rusia di Latakia dalam serangkaian serangan rudal.
Situs jaringan berita New Arab yang berbahasa Arab, Al-Araby Al-Jadeed , mengonfirmasi pada hari Jumat bahwa depot senjata milik Hizbullah , yang terletak dekat dengan Hmeimim, adalah target serangan.
Pengeboman ini terjadi di tengah meningkatnya serangan Israel terhadap kelompok tersebut di Lebanon dan Suriah.
Baca juga: BREAKING NEWS Israel Mengebom Gudang Senjata Rusia di Pangkalan Khmeimim Suriah
Rudal tersebut menghantam wilayah Suriah di bawah pengaruh Moskow pada Kamis pagi, dengan kecurigaan kalau fasilitas militer Rusia mungkin telah menjadi sasaran, termasuk pangkalan udara Hmeimim yang terletak di tenggara kota Latakia, di wilayah pesisir barat laut Suriah.
Fasilitas ini diperluas pada tahun 2021, setelah berada di bawah kendali Rusia pada tahun 2015 ketika Moskow memasuki perang untuk melindungi rezim Suriah, menyusul intervensi sebelumnya oleh Iran dan Hizbullah.
Menyerang pangkalan udara ini kemungkinan akan menyebabkan krisis terbesar antara Moskow dan Tel Aviv sejak jatuhnya pesawat militer Rusia pada tahun 2018 selama serangan udara Israel.
Namun, sumber oposisi Suriah membantah bahwa Hmiemim menjadi sasaran dan mengatakan sebuah kapal perang Israel di Laut Mediterania meluncurkan beberapa rudal jarak jauh ke sebuah depot senjata milik Garda Revolusi Iran (IRGC) dan Hizbullah.
Pertahanan sipil Suriah dikirim untuk memadamkan api di sekitar depot tetapi sumber mengatakan mereka tidak melihat adanya personel Rusia yang memerangi api, seperti yang diklaim oleh beberapa media pro-rezim pemerintah.
Ini adalah titik terdekat yang diserang Israel dengan pangkalan udara Hmeimim, dan meskipun tidak ada kerusakan yang terjadi pada fasilitas itu, hal itu tetap dapat mengancam kesepahaman Rusia-Israel.
Kesepahaman Rusia-Israel ini berlaku sejak Oktober 2021 untuk mencegah insiden 'friendly fire' di Suriah - karena Teheran tidak mungkin menyimpan senjata begitu dekat dengan fasilitas militer Rusia tanpa lampu hijau dari Moskow.
Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari Moskow mengenai serangan Israel.
Serangan Israel yang hampir setiap hari terhadap target-target berentitas Iran dan Hizbullah juga telah mengakibatkan serangan hebat terhadap Damaskus dalam beberapa hari terakhir, di mana pada Selasa sistem radar peringatan dini menjadi sasaran.
Israel telah menargetkan fasilitas Iran di Latakia dan Tartous sebelumnya, termasuk pada bulan Maret, ketika seorang perwira angkatan laut terkemuka Iran Reza Zarei tewas dalam serangan itu.
Rusia-Israel dan Gejolaknya
Peneliti politik Suriah, Ahmad Korabi, mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed kalau serangan itu "belum pernah terjadi sebelumnya" dan dapat diartikan dalam berbagai cara penafsiran.
Di satu sisi, serangan bisa menandakan kalau kesepahaman Rusia-Israel mengenai situasi militer di Suriah telah berakhir.
Penafsiran lain, justru Israel mendapat lampu hijau dari Moskow untuk melakukan serangan tersebut.
Korabi mengatakan hubungan Rusia-Israel juga memburuk sejak perang Ukraina meletus pada 2022, ketika Moskow menuduh Israel memasok senjata ke Ukraina.
Alternatifnya, Israel juga mungkin waspada terhadap menguatnya hubungan militer Rusia dengan Iran, termasuk meluasnya penggunaan pesawat tanpa awak Shahed dalam perang Ukraina.
"Moskow mungkin mencoba menyeimbangkan hubungannya dengan Iran dan Israel - membiarkan Teheran menyimpan senjata di dekat Hmeimim, sementara pada saat yang sama tidak bereaksi terhadap penargetan oleh Tel Aviv," katanya.
Analis militer Suriah, Kolonel Abdul Jabbar Akidi mengatakan serangan Israel "dilakukan dalam konteks penargetan terus-menerus keberadaan 'persenjataan' Iran di kawasan tersebut, khususnya Hizbullah Lebanon".
Ia mengatakan ketegangan telah berubah menjadi "perang habis-habisan melawan Hizbullah", yang sedang berlangsung di seluruh wilayah Suriah dari Deir az-Zour di timur hingga pesisir negara tersebut.
"Tidak jelas apakah Teheran telah meninggalkan milisi dan persenjataannya di kawasan tersebut, sebagai imbalan atas perlindungan rencana nuklirnya dan menjaga dirinya aman dari serangan," katanya.
"Tampaknya fase kerja sama antara Iran, Barat, dan Israel telah berakhir, dan fase baru telah dimulai berdasarkan pengusiran milisi Iran dari perbatasan Israel.
"Akan ada perjanjian dan kesepahaman baru di kawasan ini yang benar-benar berbeda dari yang sebelumnya."