TRIBUNNEWS.COM - Perlawanan Islam di Irak mengumumkan bahwa para pejuangnya menyerang target Israel di selatan Palestina yang diduduki melalui pesawat dengan kemampuan canggih.
Pesawat canggih ini dikerahkan untuk pertama kalinya dalam perang melawan zionis, Kamis (3/10/2024).
Dalam sebuah pernyataan, Irak menegaskan bahwa para pejuangnya akan terus menggunakan teknologi tersebut untuk menyerang benteng musuh (Israel).
Tentunya dengan intensitas serangan yang semakin meningkat.
Kelompok Perlawanan Irak juga mengatakan bahwa operasi tersebut merupakan kelanjutan dari upaya melawan pendudukan ilegal yang dilakukan Israel.
"Juga untuk mendukung rakyat kami di Palestina dan Lebanon, dan sebagai respons terhadap pembantaian yang dilakukan oleh entitas perampas kekuasaan terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua," ujar pernyataan Irak, mengutip Al Mayadeen.
Sementara itu dilaporkan pesawat baru yang dikerahkan oleh Perlawanan Irak memiliki kecepatan terbang yang lebih tinggi dan kemampuan ledakan besar.
Dirancang untuk bermanuver guna melewati pertahanan udara Israel untuk infiltrasi cepat.
Menurut informasi, pesawat itu menyusup ke wilayah pendudukan dari perbatasan baru yang tidak diduga oleh militer pendudukan Israel.
Dalam konteks terkait, Abu Ali al-Askari, kepala Biro Keamanan Brigade Hizbullah Irak, memperingatkan bahwa jika perang energi meletus, dunia akan kehilangan 12 juta barel minyak setiap hari.
"Entah semua orang menikmati sumber daya atau semua orang kehilangannya," tulisnya di saluran Telegram miliknya.
Baca juga: Yordania, Irak, Lebanon Tutup Wilayah Udara Menyusul Serangan Rudal Iran ke Israel
8 IDF Tewas dan Lainnya Luka Parah 'Dilumat' Hizbullah
Gerakan Hizbullah Lebanon mengumumkan bahwa mereka telah menggagalkan beberapa upaya infiltrasi Israel ke wilayah Lebanon.
Akibat upaya perlawanan Hizbullah itu, pasukan Israel (IDF) menjadi korban tewas hingga luka parah.
Tak hanya menewaskan dan melukai sejumlah IDF, Hizbullah juga menghancurkan beberapa tank.