TRIBUNNEWS.COM - Dugaan kebocoran intelijen rahasia terjadi di kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Dilaporkan ajudan dekatnya ditangkap lantaran dugaan tersebut.
Times of Israel melaporkan, berita itu muncul ketika Pengadilan Hakim Israel sebagian mencabut perintah pembungkaman atas penyelidikan bersama yang sedang berlangsung oleh Shin Bet, polisi dan tentara, Jumat (1/11/2024).
Penangkapan atas dugaan kebocoran intelijen rahasia dianggap sebagai skandal terbesar di dalam pemerintah Israel.
Bahkan, sejak perang genosida di Gaza dimulai pada Oktober tahun lalu.
Awalnya, penyelidikan dibuka setelah laporan intelijen rahasia bocor ke tabloid Jerman, Bild.
Bild menerbitkan sebuah cerita pada awal September, yang merujuk pada dokumen yang diduga disusun oleh pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan berisi strategi Hamas tentang negosiasi kesepakatan sandera dan gencatan senjata, dikutip dari Axios.
Menurut informasi yang dirilis untuk publikasi oleh hakim pada Jumat, Axios mengatakan, penyelidikan berfokus pada keprihatinan pelanggaran keamanan karena ketentuan informasi rahasia yang melanggar hukum.
Ini, tambahnya, telah menempatkan pada risiko informasi sensitif dan sumber-sumber intelijen, serta merugikan upaya mencapai tujuan perang di Jalur Gaza.
Laporan Axios mempertanyakan apakah Netanyahu tahu atau terlibat dalam kebocoran data intelijen?
Karena tampaknya dimaksudkan mempengaruhi opini publik Israel untuk mendukung posisinya pada kesepakatan gencatan senjata yang mencakup pembebasan tawanan yang ditahan oleh Hamas.
Baca juga: Skandal Baru PM Israel, Netanyahu Cemas Dibom Hizbullah Saat Jalani Sidang Korupsi di Yerusalem
Namun, di sisi lain, Netanyahu disebut membantah kantornya terlibat dalam kebocoran intelijen rahasia.
Sementara itu Haaretz melaporkan, ajudan yang diduga terlibat telah bekerja sama dengan Netanyahu selama perang Gaza dan menghadiri pertemuan kabinet keamanan di markas pertahanan Kirya di Tel Aviv.
Surat kabar itu juga mengatakan kantor Netanyahu membantah dalam sebuah pernyataan pada Jumat, salah satu stafnya telah ditangkap.
Mengutip Kan, penyiar negara Israel, Axios mengatakan ajudan Netanyahu itu terkena informasi yang sangat rahasia meskipun dia gagal dalam pemeriksaan latar belakang keamanan.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)