TRIBUNNEWS.COM -- Pengembangan teknologi pesawat nirawak (UAV) Ukraina semakin maju. Selain sulit dideteksi, drone-drone buatan Ukraina kini mampu membawa bahan peledak berkekuatan besar dan memiliki jangkauan hingga ribuan kilometer.
Angkatan bersenjata negara itu kini sangat mengandalkan UAV serang untuk menghancurkan sasarannya di wilayah Rusia.
Bahkan, Kiev mengklaim kini drone kamikaze produksinya telah mampu mencapai 30 persen dari senjata nuklir yang telah ditanam oleh Rusia.
Baca juga: Ancaman Bom Hoaks Terjadi saat Pilpres AS 2024, Rusia Dituding Jadi Dalang
Ukrainska Pravda mengutip artikel di Foreign Affairs menyebutkan, Rusia harus bekerja keras untuk menyimpan senjata nuklirnya dengan aman.
Pasalnya, senjata Ukraina tersebut bisa secara tak sengaja meluncur dan menghancurkan bom nuklir Rusia, setiap saat.
Rusia saat ini telah memiliki sebanyak 5.580 hulu ledak nuklir yang ditempatkan tersebar. Artinya ribuan hulu ledak terancam, jika tidak ditempatkan pada posisi yang aman.
"Karena serangan pesawat nirawak Ukraina telah mencapai Moskow, jelas bahwa setidaknya 14 lokasi penyimpanan nuklir Rusia kini berada dalam jangkauan pesawat nirawaknya," demikian tulis media Ukraina tersebut, Rabu (6/11/2024).
Para intelijen Ukraina pun disebut telah memiliki data-data lokasi infrastruktur militer dan energi Rusia.
Setidaknya dua dari lokasi tersebut berjarak kurang dari 100 mil dari perbatasan Ukraina, jauh dalam jangkauan serang rudal yang lebih merusak yang sudah dimiliki Ukraina, dan lima lokasi lainnya terletak kurang dari 200 mil dari perbatasan, dekat atau sedikit di luar jangkauan rudal canggih yang disediakan Barat yang Ukraina minta izin untuk digunakan terhadap target konvensional di Rusia.
Baca juga: Sekjen PBB Kritik Keras Kerja Sama Militer Rusia-Korea Utara di Tengah Ketegangan Ukraina
Tidak ada tanda-tanda bahwa pasukan Ukraina secara sengaja menargetkan lokasi penyimpanan hulu ledak nuklir. Namun, merupakan tanggung jawab pemerintah Rusia untuk memindahkan hulu ledak nuklirnya ke tempat yang aman.
Sebagai contoh, wilayah Belgorod yang sering diserang oleh Ukraina akhirnya dikosongkan dari hulu ledak nuklir.
Namun, yang mengejutkan, tidak ada pengumuman Rusia tentang status hulu ledak yang dimilikinya di lokasi penyimpanan lainnya.
Disebutkan pula bahwa sejak Maret 2022, Rusia telah menggunakan pangkalan udara Engels-2 untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina dengan rudal Kinzhal, yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Media itu memperkirakan ada puluhan hulu ledak nuklir yang disimpan kurang dari empat mil dari lapangan udara utama pangkalan Engels-2.
Rusia juga diduga menyimpan puluhan hulu ledak nuklir untuk pesawat jarak pendek di pangkalan udara Yeysk dan Morozovsk. Semua pangkalan udara ini diketahui telah diserang oleh pasukan Ukraina beberapa kali.
Foreign Affairs mencatat bahwa serangan terhadap lokasi penyimpanan tidak akan dengan sendirinya menyebabkan ledakan nuklir pada hulu ledak.
Ancaman muncul ketika hulu ledak berada di luar bunker – seperti selama pengangkutan untuk perawatan di dalam lokasi penyimpanan atau di titik pemindahan kereta api.
"Namun mungkin bahaya terbesar yang sekarang ditimbulkan oleh lokasi penyimpanan senjata nuklir Rusia adalah bahaya yang awalnya dibayangkan setelah berakhirnya Perang Dingin: yaitu, bahaya bahwa hulu ledak dapat direbut oleh sekelompok kecil pejuang yang nakal. Rusia masih menghadapi ancaman internal termasuk teroris, separatis, dan ribuan mantan pejuang Wagner yang sekarang tersebar di seluruh Rusia dan Belarus. Tindakannya di Ukraina telah sangat memperburuk bahaya yang ditimbulkan oleh ancaman yang sudah berlangsung lama ini," artikel tersebut menyimpulkan.