Mau Serang Al-Jawf, Drone Setengah Triliun AS MQ-9 Reaper Ditembak Jatuh Angkatan Bersenjata Yaman
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah sumber melaporkan kalau Angkatan Bersenjata Yaman yang terafiliasi kelompok Houthi di Sanaa menjatuhkan pesawat tak berawak Amerika Serikat (AS) pada Jumat (8/11/2024) pagi.
"Sumber-sumber Arab melaporkan penghancuran pesawat tak berawak militer AS di langit Yaman pada Jumat pagi," tulis laporan MNA, dikutip Jumat.
Baca juga: Israel Beli 25 Jet Tempur Tak Terkalahkan Generasi Berikutnya, Borong F-15EX Pakai Duit AS
Laporan menambahkan, Tentara Yaman menghancurkan pesawat tak berawak MQ-9 Reaper buatan Amerika yang berencana melakukan serangan agresif di Provinsi Al-Jawf.
Laporan RT juga melaporkan kalau puing-puing pesawat tak berawak senilai $ 30 juta AS (setara Rp 468,8 miliar) ini ditemukan terbakar setelah jatuh di Yaman utara.
ABC News mengutip Departemen Pertahanan AS, yang menyatakan bahwa Pentagon sedang menyelidiki insiden itu, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Spesifikasi Drone MQ-9
Pesawat tak berawak MQ-9 "Reaper" mampu terbang hingga 50.000 kaki selama lebih dari 27 jam untuk mengumpulkan intelijen dengan bantuan kamera, sensor, dan radar canggih.
MQ-9 memiliki lebar sayap 66 kaki, mesin Honeywell, dapat membawa 3.900 pon bahan bakar dan bergerak dengan kecepatan 240 knot.
Reaper, yang dikirim ke Angkatan Udara AS pada 16 tahun lalu, juga dilengkapi dengan senjata seperti rudal udara-ke-darat.
MQ-9 juga telah dibeli oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, NASA, Angkatan Udara Kerajaan Inggris, Angkatan Udara Italia, Angkatan Udara Prancis, dan Angkatan Udara Spanyol.
Keunggulan Drone MQ-9
Drone umumnya lebih murah daripada pesawat berawak dengan kemampuan serupa, dan lebih aman bagi operator karena tidak memerlukan pilot.
Tidak seperti kebanyakan pesawat lain, drone MQ-9 dapat terbang berjam-jam untuk mengumpulkan materi intelijen. Drone ini membutuhkan biaya sekitar 3.500 dolar AS per jam penerbangan, dibandingkan dengan sekitar 8.000 dolar AS per jam penerbangan untuk mengoperasikan pesawat tempur F-16, menurut General Atomics.