Sementara itu Otoritas Israel membantah telah membatasi kemanusiaan bagi warga sipil di Gaza, dan menyalahkan lambatnya pengiriman bantuan karena ketidakmampuan atau ketidakefisienan di antara badan-badan PBB.
Pengungsi Konsumsi Rumput
Terpisah, ditengah situasi kelaparan yang kian mencekik, para pengungsi harus mengkonsumsi rumput liar mallow atau tanaman liar yang hidup tumbuh subur di tanah Gaza.
Salah seorang pengungsi Gaza, Um Youssef Awadiyeh menuturkan bahwa keluarganya harus mengkonsumsi rumput liar dengan cara direbus dengan air tanpa nasi agar bisa bertahan hidup.
“Karena serangan Israel masih terus berlangsung kami mengolah , cara ini lebih baik daripada tidak sama sekali mengkonsumsi makanan,” jelas Awadiyeh.
Tak hanya itu dampak dari krisis juga membuat para pengungsi terpaksa mengolah pakan ternak menjadi tepung untuk bahan pangan.
Badan pemantau hak asasi manusia euro-med bahkan menggambarkan situasi yang tengah terjadi di gaza sebagai "perang kelaparan".
"kami tahu ada risiko kelaparan yang sangat serius di gaza jika kami tidak memberikan bantuan pangan dalam jumlah yang sangat besar secara rutin," kata kepala regional wfp, matt hollingworth.
(Ttibunnews.com / Namira Yunia)