Mereka merekomendasikan tindakan yang mencakup gencatan senjata di Lebanon dan Gaza, serta kesepakatan cepat tentang kembalinya tawanan dari Jalur Gaza.
IDF menambahkan kalau wacana yang memungkinkan adalah kesepakatan gencatan senjata dapat dicapai dengan dukungan dan keterlibatan AS dalam mendukung tentara Lebanon – dan mengawasi implementasi perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah.
"Ini akan membantu menstabilkan situasi di sepanjang perbatasan," kata Haaretz.
Adapun untuk gencatan di Gaza, kesepakatan pertukaran tawanan tahanan “akan membutuhkan fleksibilitas pada bagian Israel dan setidaknya penghentian sementara untuk pertempuran, bahkan jika Hamas belum benar-benar dikalahkan.
Fleksibilitas yang dimaksud adalah Israel harus 'mengalah' pada tuntutan Hamas, mengingat “alternatifnya kemungkinan adalah kematian para sandera yang tetap berada di penahanan.”
Pada catatan itu, Harel menjelaskan bahwa kurangnya bukti mengenai rincian para tawanan menyebabkan kasus mereka dihapus dari agenda publik, mencatat bahwa ini “tidak terjadi dalam ruang hampa.”
Hizbullah Ancam Hancurkan Israel
Hizbullah memperingatkan Israel pada Minggu (24/11/2024), setelah Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan akan membalas pemboman Israel di Beirut, ibu kota Lebanon.
Naim Qassem mengatakan Hizbullah akan membalas dengan serangan yang sama di Tel Aviv.
"Kita tidak bisa membiarkan ibu kota berada di bawah serangan musuh Israel kecuali kita harus menanggung akibatnya, dan akibatnya adalah Tel Aviv, dan saya harap musuh memahami masalah ini tidak boleh dibiarkan begitu saja," kata Naim Qassem dalam pidatonya, Rabu (20/11/2024).
Media militer Hizbullah menerbitkan gambar "Beirut vs Tel Aviv" yang menunjukkan dampak kehancuran akibat jatuhnya roket di jalan raya di Israel, dengan tanda-tanda yang menunjukkan jalan menuju wilayah Israel, termasuk Tel Aviv, selain tanda peringatan jatuhnya roket.
Hal ini bertepatan dengan bunyi sirene di Tel Aviv, dan tentara Israel memantau rudal yang diluncurkan dari Lebanon menuju pusat kota itu.
Sejumlah kota di Israel, termasuk Tel Aviv dan Haifa, menjadi sasaran serangan rudal besar-besaran dari Lebanon yang menyebabkan kehancuran pada Minggu (24/11/2024) sore.
Otoritas Penyiaran Israel sebelumnya mengumumkan lalu lintas udara terhenti di Bandara Ben Gurion, sebelah timur Tel Aviv, menyusul peluncuran rudal dari Lebanon.
Ledakan terdengar di Israel tengah setelah peluncuran 10 rudal menuju Tel Aviv.