TRIBUNNEWS.COM -- Bukan hanya di Kursk, pasukan Korea Utara telah dikerahkan ke berbagai wilayah di Ukraina.
Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Anatoly Bargilevich mengatakan, pasukan tersebut telah masuk ke wilayah Mariupol dan Kharkiv.
Ribuan tentara Kim Jong Un tersebut masuk ke wilayah Ukraina tersebut terdiri dari prajurit infanteri, kru mortir, serta teknisi drone (UAV) untuk bertempur dengan Ukraina.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1004: Balas Budi, Rusia Beri Rudal dan Teknologi Militer ke Korea Utara
"Mereka sebagian besar adalah unit gabungan senjata. Mereka menyamar sebagai penduduk asli Timur Jauh. Dengan dokumen yang sesuai. Mereka siap untuk melakukan operasi di wilayah Eropa," kata Bargilevich dikutip dari Strana.
CNN melaporkan bahwa di Mariupol, mereka ditempatkan terpisah dari unit Rusia yang mereka dukung. Selain itu, menurutnya, para spesialis DPRK tinggal terpisah dari Rusia - dengan tempat, makanan, musik, dan film mereka sendiri.
Perlu diingat bahwa Pentagon baru-baru ini melaporkan bahwa mereka belum menerima konfirmasi mengenai keikutsertaan pasukan DPRK dalam perang tersebut.
"Kami memiliki banyak alasan untuk percaya bahwa mereka akan terlibat dalam pertempuran, tetapi saya tidak dapat memastikannya saat ini," kata juru bicara Departemen Pertahanan AS Sabrina Singh.
Pada Sabtu lalu, Menhan AS Lloyd Austin memperkirakan ribuan pasukan Pyongyang yang telah terkumpul di Rusia segera memasuki garis depan pertempruan.
Ia mengatakan berdasarkan info dari intelijennya, sebanyak 10.000 pasukan Korea Utara telah bermarkas di dekat Kursk. Mereka akan diintegrasikan dalam formasi Rusia.
Baca juga: Hari ke-1004: Rusia Kirim Rudal ke Korea Utara sebagai Imbalan Bantuan di Perang Ukraina
"Berdasarkan apa yang telah mereka latih, cara mereka diintegrasikan ke dalam formasi Rusia, saya sepenuhnya berharap untuk melihat mereka terlibat dalam pertempuran segera," kata Austin kepada wartawan saat singgah di negara Pasifik Fiji dikutip dari VoA.
Meski demikian, jelasnya, hingga saat ini belum ada laporan yang berarti mengenai keterlibatan pasukan Korea Selatan secara aktif.
Rusia diyakini telah memberi Pyongyang minyak, rudal anti-udara, dan bantuan ekonomi sebagai imbalan atas pasukan yang dituduhkan Washington dan Seoul telah dikirim.
Kiev telah memperingatkan bahwa Moskow, bersama tentara Korea Utara, kini telah mengumpulkan pasukan berkekuatan 50.000 orang untuk merebut kembali sebagian wilayah perbatasan yang direbut oleh pasukan Ukraina.