Langkah tersebut membuat koalisi politik yang sebelumnya kokoh menjadi tumbang, padahal koalisi tersebut membantu Duterte dan Marcos meraih kemenangan elektoral 2022 dengan selisih yang lebar.
Ketua DPR, Romualdez, yang juga sepupu Marcos, telah mengurangi anggaran kantor wakil presiden hampir dua pertiga.
Ledakan amarah Duterte ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian tanda-tanda mengejutkan dari perseteruan di puncak politik Filipina.
Pada Oktober lalu, ia menuduh Marcos tidak kompeten dan bahkan mengaku pernah membayangkan ia memenggal kepala sang presiden.
Kedua keluarga terlibat perselisihan terkait sejumlah isu, termasuk masalah kebijakan luar negeri, dan perang mantan Presiden Rodrigo Duterte terhadap narkoba.
Filipina mencatat sejarah kelam terkait kekerasan politik, termasuk pembunuhan Benigno Aquino, seorang senator yang keras menentang pemerintahan Marcos senior.
Ia dibunuh saat turun dari pesawat setelah kembali ke tanah air pada 1983 pascapengasingan politik
Sumber: GMA News