Dalam pernyataan bersama, AS mengatakan perjanjian itu akan menghentikan pertempuran di Lebanon dan mengamankan Israel dari ancaman Hizbullah dan organisasi teroris lainnya.
Hizbullah akan menarik para personelnya dan persenjataannya dari kawasan yang membentang antara Garis Biru perbatasan tidak resmi antara Lebanon dan Israel dan sungai Litani, sekitar 30 kilometer ke arah utara.
Dalam kurun 60 hari tersebut, Israel secara bertahap akan menarik pasukan dan warga sipil yang tersisa.
Tujuan utama dari penarikan ini adalah untuk memastikan bahwa Hezbollah tidak akan dapat membangun kembali infrastruktur militer mereka di wilayah tersebut.
Memungkinkan warga sipil di kedua sisi perbatasan untuk kembali ke rumah mereka.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, satuan tugas internasional yang dipimpin oleh AS dan pasukan penjaga perdamaian Prancis kabarnya akan dikerahkan untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata.
Pihak-pihak itu akan bertugas memantau pelanggaran, kata pejabat senior AS tersebut.
"Tidak akan ada pasukan tempur AS di wilayah tersebut, tetapi akan ada dukungan militer untuk Angkatan Bersenjata Lebanon, seperti yang telah kami lakukan sebelumnya
Sementara itu, angkatan bersenjata Lebanon mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan pasukan untuk dikerahkan ke bagian selatan negara tersebut setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku.
(Tribunnews.com / Namira Yunia)