News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Sebut Israel di Atas Angin, Netanyahu: Saya Mungkin Setuju Gencatan Senjata di Gaza, Tapi . . . .

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bicara peluang gencatan senjata di Gaza setelah sebelumnya terjadi di front Lebanon melawan Hizbullah.

Penasihat tersebut menambahkan, "pasukan tentara Israel ditargetkan bisa mampu menangani Hamas lebih intensif dibandingkan saat ini.”

Perlawanan Palestina Makin Keras

Pada hari ke-419 perang genosida yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza, sayap militer gerakan PIJ, Brigade Al-Quds mengumumkan kalau  mereka telah membombardir dengan mortir kumpulan tentara dan kendaraan militer Israel (IDF) yang menembus pusat kamp pengungsi Jabalia.

Sementara Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas menyiarkan adegan mereka menargetkan kendaraan militer Israel di poros serangan ke kota Beit Lahia, sebelah utara Jalur Gaza.

Baca juga: Brigade Al Qassam Habisi 3 Tentara Israel dari Jarak Dekat di Beit Lahia Gaza Utara

Di lini depan Lebanon, pendudukan Israel mengancam akan memaksakan penerapan perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon dengan kekerasan, sementara Hizbullah mengatakan bahwa mereka akan memantau penarikan pasukan pendudukan dari Lebanon selatan dan tetap mengendalikan para pejuangnya

Baca juga: Belum Sehari Gencatan Senjata, Tentara Israel Tembaki Warga Lebanon yang Bergegas Pulang

Gambar yang diklaim diambil dari Kiryat Shmona di Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, memperlihatkan kebakaran di perbukitan utara setelah terkena serangan roket Hizbullah pada Jumat (10/5/2024). (Telegram)

Pemukim Utara Israel Marah

Penduduk kota-kota dan pemukiman di utara Israel menyatakan kemarahan atas kesepakatan gencatan senjata dengan Lebanon yang dimulai pada pagi hari tanggal 27 November, menuduh Tel Aviv membiarkan wilayah tersebut rentan terhadap ancaman yang sama yang ditimbulkan oleh Hizbullah sebelum perang dimulai.

Lebih dari 60 persen warga Israel yakin tentara mereka kalah dalam perang melawan Hizbullah di Lebanon karena para pemukim utara yang terusir mengatakan Tel Aviv "menipu" mereka.

"Kita sekarang memasuki situasi yang jauh lebih buruk daripada 6 Oktober; mereka menyesatkan kita," kata kepala Dewan Metula David Azoulay kepada Channel 12 News, menggambarkan pertemuan yang diadakannya dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Selasa malam sebagai "tontonan sepihak."

“Kita sekarang memasuki situasi yang jauh lebih buruk daripada 6 Oktober, mereka menyesatkan kita,” tambahnya.

"Apa yang harus saya katakan? Itu sangat buruk, sangat buruk... [Pemerintah tidak melakukan apa-apa, dan tentara kita terbuang sia-sia. Bibi (Netanyahu) harus segera keluar dari pemerintahan, meskipun saya mendukungnya. Dia harus segera pulang," kata penduduk Nahariya, Levana Karsenti, kepada Reuters pada hari Rabu.

Baca juga:  Menteri Israel Amihai Eliyahu: Israel Tidak Menang, Gencatan Senjata Disepakati di Bawah Tekanan

 

 

 

“Masalahnya adalah kita menghentikan perang dan tidak menyelesaikan pekerjaan … Ada sirene beberapa menit yang lalu, dan saya harus meletakkan anak-anak saya di lantai dan berbaring di atas mereka karena kami tidak memiliki ruang aman di rumah. Kami perlu memercayai tentara kami, tetapi saya pikir setelah 7 Oktober, itu sulit karena tidak ada seorang pun di sana,” kata Moran Brustin, seorang pemukim Israel dari Kibbutz HaGoshrim dekat perbatasan Lebanon, kepada wartawan.

Menurut jajak pendapat yang diterbitkan oleh berita Channel 13 Israel pada hari Rabu, 61 persen warga Israel setuju bahwa tentara tidak menang melawan Hizbullah, dengan hanya 26 persen responden yang mengatakan Tel Aviv "menang."

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini