Serangan Rusia itu memperkuat kekhawatiran akan pemadaman listrik jangka panjang selama bulan-bulan musim dingin karena suhu berkisar sekitar nol.
Para pejabat mengatakan ini adalah serangan besar ke-11 terhadap sistem energi sejak Maret.
Rusia telah melumpuhkan sekitar setengah dari kapasitas pembangkit listrik Ukraina yang tersedia selama perang, merusak sistem distribusi, dan memaksa pihak berwenang untuk memberlakukan pemadaman listrik jangka panjang.
Angkatan udara Ukraina menyatakan telah menembak jatuh 79 rudal dan menembak jatuh 35 pesawat tak berawak, sementara 62 pesawat tak berawak "hilang", yang berarti kemungkinan besar pesawat-pesawat itu telah diganggu oleh peperangan elektronik.
Sebuah sumber di sektor energi mengatakan Ukraina telah memutus semua unit tenaga nuklir dari jaringan listrik sebelum serangan untuk melindunginya.
Ukraina memperoleh lebih dari separuh listriknya dari pembangkit listrik tenaga nuklir.
Operator jaringan listrik negara Ukraina, Ukrenergo, mengumumkan pemadaman listrik besar-besaran di seluruh negeri karena kerusakan akibat serangan tersebut, dan memperingatkan beberapa konsumen akan mengalami sedikitnya 12 jam tanpa listrik.
Semua rudal atau drone yang ditujukan ke ibu kota Kyiv berhasil ditembak jatuh, kata sejumlah pejabat.
Umpan Termal dan Radar
Angkatan udara mengatakan Rusia menggunakan umpan termal dan radar untuk mengelabui pertahanan udara Ukraina, dan memasang perangkat perang elektronik pada rudalnya.
"Semua ini secara signifikan mempersulit pengoperasian sistem rudal antipesawat buatan Soviet... Sistem Barat bekerja jauh lebih efektif dalam kondisi seperti itu, tetapi Ukraina tidak memiliki cukup sistem untuk secara andal melindungi ratusan fasilitas infrastruktur penting," katanya.
Dikatakannya, kondisi cuaca berkabut juga mempersulit penembak senapan mesin untuk menemukan pesawat tak berawak.
Lebih dari 33 bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina, pasukan darat Rusia maju dengan kecepatan tercepat dalam dua tahun.
Rusia menembakkan rudal balistik jarak menengah hipersonik baru ke Ukraina bulan ini setelah Amerika Serikat mengizinkan Kyiv menyerang wilayah Rusia dengan rudal canggih Barat.
"Putin tidak menginginkan perdamaian. Kita harus memaksanya berdamai melalui kekuatan," kata Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha, menegaskan kembali seruan Kyiv untuk lebih banyak pertahanan udara dan kemampuan jarak jauh dari sekutu Barat.