TRIBUNNEWS.COM - Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) terus memonitor perkembangan situasi di Suriah yang dilaporkan terus meningkat.
Pemberontak yang sebelumnya mengklaim telah menguasai Kota Homs pada Minggu (8/12/2024) dini hari.
Saat ini mereka disebut telah memasuki Kota Damaskus.
Administrasi Urusan Militer, yang mewakili pihak oposisi bersenjata, mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat.
“Pasukan kami telah mulai memasuki ibu kota Damaskus,” ungkapnya, dilansir Al Jazeera.
Kepala bantuan PBB, Tom Fletcher, menyatakan PBB sedang memantau situasi konflik di Suriah.
Ia menekankan perlindungan terhadap warga sipil di Suriah.
"Memantau dengan cermat situasi yang berkembang cepat di Suriah dengan penuh kekhawatiran."
"Tim inti kami tetap berada di lapangan untuk memberikan bantuan."
"Semua pihak harus memastikan warga sipil dilindungi, dapat bergerak dengan bebas, dan akses diberikan kepada mereka yang membutuhkan dukungan kemanusiaan, di mana pun mereka berada," ujarnya melalui cuitan X, Minggu.
Baca juga: Pemberontak Mulai Kepung Ibu Kota Suriah, Pejabat AS: Damaskus Akan Jatuh
Sementara itu Presiden Suriah Bashar al-Assad, dilaporkan belum diketahui keberadaannya saat pemberontak mulai memasuki Ibu Kota.
Namun beredar kabar Bashar al-Assad dikabarkan telah meninggalkan Suriah, meski kantornya membantah kabar tersebut.
Rami Abdurrahman, pemimpin Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris, sebuah lembaga pemantau perang oposisi, mengatakan bahwa pemberontak sekarang aktif di pinggiran kota Damaskus, seperti Maadamiyah, Jaramana, dan Daraya.
Ia menambahkan bahwa pasukan oposisi juga bergerak dari timur Suriah menuju pinggiran Damaskus di Harasta pada hari Sabtu.
Seorang komandan pemberontak, Hassan Abdul-Ghani, memposting di aplikasi perpesanan Telegram bahwa pasukannya telah memulai "tahap akhir" serangan mereka dengan mengepung Damaskus.
Ia juga menambahkan bahwa pemberontak bergerak dari selatan Suriah menuju Damaskus.
Pada Minggu dini hari waktu setempat, Ghani menyatakan bahwa pasukan pemberontak telah "sepenuhnya membebaskan" Homs, kota terbesar ketiga di Suriah, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.
Pasukan pemerintah diduga telah meninggalkan kota tersebut.
Jika pemberontak benar-benar menguasai Homs, mereka akan memutus jalur komunikasi antara Damaskus, pusat kekuasaan Bashar al-Assad, dengan wilayah pesisir utara yang merupakan basis pendukung presiden.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Tiara Shelavie)