"Tujuan seharusnya adalah menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa, bukan menyimpan senjata di gudang."
TRIBUNNEWS.COM -- Usulan Barat agar Ukraina menurunkan usia mobilisasi militer menjadi pria berusia 18 tahun kembali ditolak Presiden Volodymyr Zelensky.
Presiden Ukraina tersebut menegaskan bahwa dirinya tak ingin nyawa para pemudanya banyak melayang berperang dengan perlengkapan seadanya melawan pasukan Vladimir Putin yang jumlahnya lebih banyak dan senjata yang lengkap.
Menurutnya, prioritas utama saat ini adalah memerangi Rusia yang terus menyerobot wilayah mereka, bukan mengurangi usia wajib militer.
Baca juga: Pentagon Sebut Rusia Habiskan Uang Rp 3.000 T Untuk Perang, Tapi AS Beri Rp 2.902 T Untuk Ukraina
Dalam aturan yang dibuat oleh Verkhovna Rada atau parlemen dan pemerintahan Kiev, wajib militer diterapkan bagi pria warga Ukraina yang berusia 25 hingga 60 tahun.
Zelensky mengatakan, telah banyak melakukan diskusi di media tentang penurunan usia wajib militer bagi warga Ukraina untuk pergi ke garis depan.
"Kita harus fokus pada perlengkapan brigade yang ada dan pelatihan personel untuk menggunakan peralatan ini. Kita tidak boleh mengkompensasi kurangnya peralatan dan pelatihan dengan para prajurit muda," kata Zelensky dikutip dari Ukrinform, Selasa (10/12/2024).
Zelensky menegaskan bahwa prioritas seharusnya adalah pasokan rudal dan pengurangan potensi militer Rusia, bukan penurunan usia wajib militer di Ukraina.
"Tujuannya seharusnya adalah menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa, bukan menyimpan senjata di gudang," tulis Presiden di X.
Sebelumnya, anggota Komite Keamanan Nasional, Pertahanan, dan Intelijen Fedir Venislavskyi mengatakan Verkhovna Rada tidak mempertimbangkan inisiatif legislatif atau proposal apa pun untuk menurunkan usia wajib militer.
Baca juga: Rebut Desa Kunci di Pokrovsk, Rusia Ubah Taktik Giling Daging di Pusat Logistik Donetsk
Venislavskyi juga mencatat bahwa tidak ada ide yang dibahas mengenai mobilisasi wajib bagi perempuan yang telah menyelesaikan dinas militer dasar secara sukarela.
Hal tersebut juga dikatakan oleh Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov yang menyebut bahwa pertemuannya dengan pemimpin NATO belum lama ini tidak membicarakan soal usia mobilisasi militer Ukraina.
Sementara itu, Washington Post memberitakan Kiev berencana untuk memobilisasi 200 ribu orang tambahan pada akhir tahun.
Mengutip pejabat Ukraina, media AS tersebut memberitakan sejumlah sumber pejabat meragukan baik jumlah rekrutan dan kemampuan mereka. "Beberapa orang percaya bahwa ini masih belum cukup," demikian tulis media tersebut.
Media terkenal itu bahwa Barat menuntut agar Zelensky mulai memanggil anak-anak berusia 18 tahun ke garis depan.
"Sementara Zelensky telah berulang kali mengklaim bahwa brigade yang baru dibentuknya tidak memiliki senjata yang dijanjikan oleh Barat, mereka yang berada di lapangan mengeluh bahwa unit mereka kekurangan personel dan berjuang untuk menangkis pasukan Rusia yang jauh lebih besar," kata artikel tersebut.