Pengeboman sejak Minggu tidak hanya dilakukan oleh AS.
Israel juga telah melakukan lebih dari 300 serangan udara di negara tetangga Suriah, menurut Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) yang berbasis di Inggris, sebuah organisasi pemantau perang.
Israel menargetkan sisa-sisa militer Assad, termasuk pesawat, depot amunisi, fasilitas penyimpanan senjata, kapal perang, sistem radar, dan aset lainnya, kata SOHR.
Pejabat Israel mengatakan serangan ini bertujuan untuk mencegah persenjataan jatuh ke tangan "musuh potensial."
"Israel tidak mau mengambil risiko dengan keamanan mereka dan tidak menunggu untuk mengetahui apakah pemerintahan baru Suriah bersahabat atau bermusuhan," kata Lord.
Lord, yang saat ini menjabat sebagai direktur program Keamanan Timur Tengah di lembaga pemikir Center for a New American Security, mengatakan serangan udara ini merupakan bagian dari upaya Israel untuk mengurangi risiko militer di masa mendatang.
Militer Israel juga mengirim pasukan darat melintasi perbatasan Suriah melalui zona penyangga yang diawasi PBB, sebuah area yang memisahkan Suriah dan Israel.
PBB mengecam tindakan tersebut.
3. Turki Melawan Kurdi
Sementara itu, Turki memiliki kepentingan sendiri di Suriah.
Pesawat nirawak Turki menyerang lokasi militer di wilayah yang dikuasai Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin oleh Kurdi, kata SOHR pada Selasa (10/12/2024).
Turki, yang memandang SDF sebagai kelompok teror, telah menargetkan pasukan Kurdi selama bertahun-tahun.
Baca juga: Militan Suriah Melakukan Eksekusi Balas Dendam kepada Shabiha, Pentolan Pro-pemerintah Assad
AS sering bekerja sama dengan SDF dalam operasi melawan ISIS.
"Turki memiliki ancaman kontraterorisme yang sah dan mereka berhak untuk menanganinya," kata Kirby, juru bicara Gedung Putih, menanggapi pertanyaan wartawan tentang tindakan terhadap kelompok Kurdi.
Jatuhnya Rezim al-Assad
Aksi militer ini terjadi setelah runtuhnya Tentara Suriah di tengah serangan pemberontak yang menggulingkan Bashar al-Assad dari kekuasaan.