Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perawat Indonesia yang bekerja di Tokyo Jepang di bawah payung Tokushinkai dipimpin Presiden Michio Sekine, merasa terharu dikunjungi pejabat pemerintah Indonesia baru-baru ini.
"Para perawat Indonesia merasa terharu dan berterima kasih sekali telah jadi perhatian dikunjungi pejabat kementerian kesehatan Indonesia baru-baru ini," papar Presiden Sekine khusus kepada Tribunnews.com Jumat (13/12/2024).
Mereka senang sekali ada perhatian dari pemerintah Indonesia mau mengunjungi di lokasi kerjanya di Jepang, tambahnya lagi.
Pada tanggal 27 November, 12 orang, termasuk pejabat dari Kementerian Kesehatan Indonesia dan kepala sekolah kejuruan kedokteran, mengunjungi fasilitas kesejahteraan kompleks "Kobushien" di Meguro-ku, Tokyo.
Mereka menerima penjelasan tentang manajemen fasilitas dan penerimaan orang asing, dan berbicara dengan staf Indonesia yang bekerja di Tokushinkai untuk memperdalam pemahaman mereka tentang perawatan di Jepang.
Tokushinkai menyediakan layanan kesejahteraan untuk lansia dan penyandang cacat di empat lokasi di Tokyo.
Baca juga: Panduan Lengkap Wisata ke Tashirojima, Pulau dengan Kucing Lebih Banyak dari Manusia di Jepang
Dari 617 karyawan tersebut, 91 adalah orang asing, 87 di antaranya adalah karyawan Indonesia.
Pada tahun finansial 2015~24, total 89 kandidat untuk pekerja perawatan EPA (Perjanjian Kemitraan Ekonomi) diterima, dan 50 mengikuti Ujian Pekerja Perawatan, dan 16 lulus (tingkat kelulusan: 32 persen).
Ada juga asrama yang mendukung pembelajaran bahasa Jepang dan dilengkapi dengan peralatan rumah tangga.
Presiden Sekine mengatakan, "Karena asuhan keperawatan adalah perpanjangan dari kehidupan sehari-hari, lebih baik belajar bahasa Jepang terlebih dahulu dan kemudian mengasah keahlian masing-masing."
Ada 38 perguruan tinggi kedokteran nasional di Indonesia, dan tiga di antaranya dijadwalkan untuk memulai kelas perawatan dan bahasa Jepang pada bulan April tahun depan.
Kelompok ini datang ke Jepang untuk mendapatkan informasi yang akan berguna bagi pengembangan kurikulum mereka.
Kelompok ini mengajukan pertanyaan seperti "Mengapa saya tidak bisa lulus ujian pekerja perawatan?" dan "Apa yang harus saya pelajari di sekolah kejuruan di Indonesia?", serta "Saya ingin melihat dukungan untuk guru bahasa Jepang" dan "Alangkah baiknya jika EPA dapat meningkatkan jumlah slot yang diterima."
Setelah tur terakhir ke fasilitas tersebut, Oos Fatimah Rosyati Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan mengatakan, "Fasilitasnya bersih, ada banyak program untuk pengguna, dan layanannya solid."
Sementara itu bagi para pengusaha UKM Handicraft Indonesia dan pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dan Handicraft dengan mengirimkan email ke: tkyjepang@gmail.com Subject: WAG Pecinta Jepang/Handicraft. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.