Saat itu, SDF mengatakan para pejuangnya tidak menguasai perbatasan Boukamal dengan Irak, yang telah diserang Israel beberapa kali selama bertahun-tahun untuk menggagalkan pengiriman senjata ke kelompok-kelompok yang terkait dengan Iran.
Para Pemain di Suriah
Koalisi oposisi Suriah baru-baru ini melancarkan serangan kilat terhadap pasukan pemerintah di wilayah barat laut negara itu dan berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad.
Serangan ini memicu kembali perang saudara Suriah yang telah berlangsung selama belasan tahun.
Kelompok pemberontak yang bertempur dalam perang Suriah selama 13 tahun adalah kelompok pejuang yang sangat kompleks.
Mereka berfokus pada pertempuran melawan berbagai musuh, yang terkadang didukung oleh kekuatan asing.
Dalam seminggu terakhir, kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menampakkan diri sebagai pengguling rezim Presiden Bashar al-Assad, penguasa Suriah selama hampir seperempat abad.
Mengutip The Washington Post, berikut ini adalah hal-hal yang perlu diketahui tentang para pemain kunci yang terlibat dalam pertempuran tersebut.
1. Hayat Tahrir al-Sham (HTS)
Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merupakan kelompok yang memimpin serangan terbaru terhadap pasukan pemerintah Suriah.
Selama lebih dari satu dekade, HTS dikenal sebagai penantang berat rezim Assad.
HTS merupakan penerus afiliasi al-Qaeda, Jabhat al-Nusra.
Tujuan kelompok tersebut adalah untuk menegakkan pemerintahan Islam di Suriah.
Dalam beberapa tahun terakhir, HTS menggunakan dominasinya di Suriah barat laut, tempat kelompok tersebut dikekang oleh pasukan pemerintah, untuk membangun kembali kekuatan pasukan oposisi yang tersisa, menjadi pasukan tempur.
Baca juga: Bisakah Presiden Suriah Bashar Al-Assad Pertahankan Kekuasaannya? Iran dan Rusia Mainkan Peran Kunci
HTS juga berupaya melembutkan citranya.
Setelah berafiliasi dengan al-Qaeda, kelompok ini kini menjauhkan diri dari akar ekstremisnya.