TRIBUNNEWS.COM -- Militer Ukraina dikabarkan mencopot panglima militer tertinggi di oblast Donetsk, Ukraina Timur.
Komandan Gugus Tugas Gabungan Donetsk, Brigadir Jenderal Oleksandr Lutsenko dicopot setelah tak mampu menahan serangan pasukan Rusia di kota gudang logistik militer Pokrovsk dan kota di sebelah selatannya Kurakhovo.
Financial Times mengabarkan, Lutsenko akan diganti oleh Brigadir Jenderal Oleksandr Tarnavskyi.
Baca juga: Di Balik Jatuhnya Pokrovsk, Ada Harta Karun Bernilai Tinggi Incaran Kremlin
Sumber Financial Times mengatakan penggantian tersebut dilakukan akibat militer Ukraina gagal membendung serangan besar-besaran prajurit Moskow ke Pokrovsk dan Kurakhovo.
Padahal dua kota yang jaraknya sekitar 50 kilometer tersebut merupakan benteng penting di barat Donetsk. Kurakhovo yang berada di sebelah selatan berdekatan dengan oblast Zaporozhye, sementara Pokrovsk berdekatan dengan oblast Dnipropetrovsk.
Pokrovsk yang merupakan pusat logistik militer di Donetsk juga memerankan fungsi penting dalam pertahanan militer Ukraina di wilayah-wilayah lain di Donetsk.
Merebut kota Pokrovsk sangat penting bagi Rusia, dengan takluknya benteng tersebut maka Ukraina akan kesulitan melakukan distribusi logistik dan rotasi pasukan di wilayah Donetsk.
Dilaporkan saat ini terjadi kekacauan di dua kota tersebut. Kekacauan karena kurangnya koordinasi, dan laporan palsu diberikan tentang keadaan di lapangan.
Dikritik Anggota Parlemen
Anggota parlemen Ukraina yang sering mengkritik militer, Maryana Bezuglaya kembali menyatakan keprihatinannya dengan kondisi tersebut.
Pergantian komandan dilakukan pada saat terjadi kekacauan di dua kota itu.
"Ini menyangkut pertahanan seluruh arah Pokrovsk dan Kurakhovsk, termasuk pertahanan Pokrovsk, serta melawan serangan Rusia di Zaporozhye dan Dnieper," tulis Bezuglaya dikutip dari Strana.
Tarnavsky memimpin serangan balik Ukraina pada tahun 2023 di Front Selatan di wilayah Oblast Kherson, yang akhirnya berakhir dengan kegagalan. Sasaran yang ditetapkan tidak tercapai dan banyak pasukan Ukraina yang jadi korban.
Babak Belur di Barat Donetsk
Sementara kabar terjadi di Kurakhovo, pada Jumat (13/12/2024), prajurit Kiev telah terkepung di selatan kota.
Informasi publik Ukraina dan blogger militer menyebutkan pasukan Kremlin telah masuk ke desa Uspenovka yang menjadi kantong pasukan Ukraina.
Menurut para blogger, dikutip dari Strana, pergerakan Rusia tersebut mempersulit langkah-langkah pasukan Volodymyr Zelensky yang masih tersisa di sana.
Tentara Ukraina menguasai sebagian atau seluruh empat desa pada Kamis, yaitu Annovka, Romanovka, Vesyoliy Gai, dan Yekaterinovka.
Dengan menguasai Uspenovka, kantong Kurakhovo tersebut akan mudah dikuasai oleh Rusia.
Tentara invader juga mengklaim telah merebut desa Annovka, di mana mereka membagikan video telah mengibarkan bendera Rusia di sebuah gedung.
Rusia juga menerbitkan rekaman bendera mereka yang dipasang di desa Vesely Gai, dekat salah satu jalan yang mengarah keluar dari "kuali".
Hingga kini kabar pada pasukan Ukraina yang terkepung tersebut belum jelas. Ada kemungkinan mampu menerobos dan kabur, tertangkap atau tewas. Baik Rusia dan Ukraina belum ada yang memberi informasi.
Publik militer Ukraina Deep State hanya memberi menyebut 'kantong Uspenovka' tidak terlalu menghibur dan situasinya memburuk.
Namun Deep State mereka tidak mengonfirmasi perebutan secara lengkap desa Uspenovka, meskipun mengakui bahwa pertahanan Angkatan Bersenjata Ukraina di sana sedang didorong oleh musuh.
Menurut informasi militer Ukraina, Rusia juga mencoba mencapai garis antara Uspenovka dan Annovka, tempat pertempuran sedang berlangsung.
"Sulit untuk memahami maksud mempertahankan "kantong Uspenovka" ketika musuh terus secara bertahap merebut Kurakhovo," simpul publik.
"Saat ini, satuan-satuan Angkatan Bersenjata Ukraina, yang terlibat dalam operasi pertahanan di sektor garis depan yang sesuai, tanpa pamrih menangkis serangan Rusia di sekitar permukiman Uspenovka, Annovka, Trudovoye, Romanovka, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menangkal penangkapan atau pengepungan mereka oleh musuh," kata kelompok Khortytsia dalam sebuah pernyataan.
Namun demikian, situasinya, dilihat dari segala hal, tampak memalukan bahkan di mata pimpinan militer. Setelah pengepungan Angkatan Bersenjata Ukraina di "kantong" dekat Kurakhovo, serta setelah terobosan Federasi Rusia baru-baru ini ke Pokrovsk, komandan di area ini diganti.
Seorang letnan Angkatan Bersenjata Ukraina dengan tanda panggilan "Alex" menyalahkan komando atas situasi kritis yang telah berkembang bagi pasukan Ukraina di "kantong Kurakhovsky".
Menurutnya, situasi di kantong Kurakhovsky sedemikian rupa sehingga orang-orang itu jelas harus dikeluarkan, sehingga setidaknya mereka tidak berakhir di zona merah.
Alex menyalahkan panglima tertinggi militer Ukraina yang menerapkan kebijakan tidak sesuai dengan kemampuan pasukan, sehingga Rusia mampu dengan cepat merebut wilayah-wilayah di Donetsk.
Sementara di wilayah Pokrovsk sama-sama tidak menguntungkannya. Tentara Rusia telah menguasai sebagian besar wilayah pertambangan tersebut.
Bahkan wilayah benteng strategis di tengah kota telah dikuasai oleh Rusia.
Panglima militer Ukraina Oleksandr Syrsky mengakui situasi di garis depan Pokrovsk dan Kurakhovo memang sangat genting sehingga pihaknya membuat langkah-langkah yang tidak sesuai dengan standar yang ada.
Jumlah pasukan Ukraina memang kalah banyak ketimbang Rusia, demikian pula dengan perlengkapan senjatanya sehingga banyak mengalami kekalahan.