Rusia yang merupakan sekutu utama rezim Assad dalam beberapa dekade terakhir, diketahui sedang berupaya keras mencapai kesepakatan dengan koalisi oposisi Suriah untuk menjamin keamanan dua pangkalan militer mereka yang penting dan strategis di negara tersebut.
Namun buntut runtuhnya rezim Assad, kini Rusia kehilangan pangkalan-pangkalan tersebut.
Ini akan menjadi kemunduran besar bagi Rusia, terutama di tengah konflik yang masih berlangsung di Ukraina.
Lantaran Tartus adalah pangkalan angkatan laut utama Rusia di luar negeri, sementara Khmeimim digunakan untuk memindahkan pasukan militer masuk dan keluar dari Afrika.a
Rusia Kehilangan Kekuatan di Mediterania
Setelah Assad lengser, analis militer Rusia Ruslan Pukhov mengakui bahwa Rusia tidak memiliki kemampuan untuk proyek kekuatan keras yang berarti di luar lingkup pengaruhnya sendiri di wilayah pasca-Soviet.
Lebih lanjut kejatuhan Assad yang mengejutkan juga membuat status kekuatan besar Rusia di Mediterania hancur berantakan.
Ini karena penutupan Selat Bosphorus dan evakuasi aset angkatan laut dari Tartus, sehingga Rusia tidak memiliki kemampuan untuk melakukan operasi maritim skala besar di Mediterania.
Imbasnya Rusia kemungkinan akan menderita isolasi jangka panjang dari Mediterania dan mengalami gangguan logistik yang parah pada operasinya di Mali, Burkina Faso, Republik Afrika Tengah, dan Sudan.
(Tribunnews.com / Namira Yunia)