News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Suriah

Rusia Terancam Kehilangan Pangkalan Militer di Suriah Pasca-Assad, Ini 3 Skenario yang Bisa Terjadi

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Vladimir Putin dan Bashar al-Assad

Mereka bisa mencoba mempertahankan pangkalan-pangkalan mereka, tetapi ini berisiko bentrok dengan pasukan yang dipimpin HTS.

Risiko ini termasuk kemungkinan tentara Rusia terluka, ditangkap, atau bahkan diadili, yang akan mempermalukan Rusia.

Alternatif lainnya, Rusia dapat mengangkut pasukan dan materialnya keluar melalui udara.

Orr tidak mengantisipasi penarikan pasukan Rusia yang tergesa-gesa dari Suriah.

Sebaliknya, Rusia mungkin sedang mempersiapkan penarikan secara tertib setelah upaya untuk menegosiasikan kehadirannya gagal, tambah Orr kepada BI.

"Kehilangan pangkalan militer akan merugikan proyeksi kekuatan Rusia karena pangkalan-pangkalan tersebut adalah titik logistik penting untuk operasi militer di Afrika, Timur Tengah, dan operasi angkatan laut global Rusia."

Rusia juga tidak memiliki pangkalan alternatif yang menjanjikan.

Pesawat Rusia terlihat di pangkalan udara Khmeimim pada hari Senin (9/12/2024) (Citra satelit ©2024 Maxar Technologies)

Tartus masih menjadi satu-satunya fasilitas angkatan laut Rusia di Mediterania, yang membuatnya sangat penting bagi penempatan Angkatan Laut Rusia di selatan Laut Hitam dan Selat Turki.

Selain Hmeimim, Tartus juga berfungsi sebagai pusat untuk mendukung operasi militer dan penempatan tentara bayaran Rusia di Afrika.

Rusia telah memiliki akses ke Tartus sejak era Soviet pada 1970-an.

Mereka juga berinvestasi dalam perluasan pangkalan ini pada 2010-an, sehingga kehilangan fasilitas ini akan sangat merugikan.

Baca juga: Tank-tank Israel Makin Maju ke Wilayah Selatan Suriah, Tel Aviv Puji Momen Bersejarah

Alternatif pangkalan militer Rusia di luar Suriah mungkin adalah Tobruk di Libya timur, yang dikuasai panglima perang Khalifa Haftar.

Namun, Dubow dari CEPA skeptis bahwa pelabuhan Libya bisa menjadi pengganti.

"Tobruk tidak akan mampu menyamai Tartus dan Latakia," kata Dubow.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini