TRIBUNNEWS.COM - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan kritik keras terhadap keputusan penggunaan rudal jarak jauh yang dipasok oleh Washington kepada Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia.
Kritik ini menandakan kemungkinan perubahan kebijakan AS di bawah kepemimpinan Trump terhadap Ukraina.
Mengapa Trump Menolak Penggunaan Rudal Jarak Jauh oleh Ukraina?
Trump mengungkapkan keprihatinannya bahwa penggunaan rudal ini akan memperburuk konflik dan meningkatkan ketegangan.
Ia bertanya, "Mengapa kita melakukan itu? Kita hanya meningkatkan perang ini dan memperburuknya. Hal itu tidak seharusnya dibiarkan." Dengan pernyataan tersebut, Trump menunjukkan keinginannya untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama hampir tiga tahun ini, meskipun ia belum memberikan rincian tentang rencana tersebut.
Apa yang Berbeda Antara Trump dan Biden Terkait Kebijakan di Ukraina?
Presiden Joe Biden sebelumnya mencabut larangan bagi Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh yang disuplai oleh AS dalam serangan ke wilayah Rusia.
Keputusan ini diambil setelah adanya permohonan berulang kali dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan meningkatnya ketegangan di medan perang akibat pengerahan tentara Korea Utara oleh Rusia.
Sementara Biden mendukung penggunaan rudal untuk membantu Ukraina, Trump malah marah dengan tindakan tersebut.
Trump menegaskan, "Apa yang terjadi sungguh gila. Saya sangat tidak setuju dengan pengiriman rudal ratusan mil ke Rusia," dan ia percaya bahwa langkah ini hanya akan memperpanjang konflik.
Bagaimana Keterlibatan Korea Utara Memperburuk Situasi?
Dalam wawancaranya, Trump juga mengomentari keterlibatan Korea Utara dalam konflik Rusia-Ukraina.
Ia menyebutkan bahwa kehadiran tentara Korut di Rusia semakin memperumit situasi.
"Ketika Korea Utara terlibat, itu adalah faktor yang sangat rumit," ujar Trump.
Ia menambahkan bahwa di bawah pemerintahannya, Korea Utara akan lebih tenang karena memiliki hubungan baik dengan pemimpin Korut, Kim Jong Un.
Apa Rencana Trump untuk Ukraina dan Korea Utara?
Meskipun masih belum jelas apakah Korea Utara akan sejalan dengan kebijakan AS, ada spekulasi bahwa di bawah kepemimpinan Trump, AS mungkin akan mendorong Ukraina untuk menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Rusia demi mengakhiri perang.
Apa Harapan dan Tantangan ke Depan?
Keith Kellogg, utusan khusus untuk Ukraina dan Rusia yang ditunjuk Trump, menyatakan bahwa konflik ini dapat diselesaikan dalam beberapa bulan ke depan.
Di tengah perdebatan ini, Departemen Pertahanan AS mengumumkan bantuan baru senilai 500 juta dollar untuk mendukung kebutuhan keamanan Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia.
Dengan berbagai pandangan yang berbeda mengenai kebijakan luar negeri AS, masa depan Ukraina dan hubungan internasional tetap menjadi topik yang penuh dinamika.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).