TRIBUNNEWS.COM -- Gara-gara percobaan rudal balistik jarak menengah hipersonik Oreshnik oleh Rusia pada bulan lalu, Inggris kini mulai hati-hati.
Pasalnya, saat rudal diluncurkan di wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina pada 21 November lalu, tak satu pun sistem pertahanan udara yang mampu mengantisipasinya.
Padahal Ukraina memiliki banyak sistem pertahanan udara yang biasanya mampu menangkal serangan Rusia.
Baca juga: Bendera Rusia Berkibar di Kantor Wali Kota, Kurakhovo Sudah Takluk?
Duta besar Rusia ntuk Inggris Andrey Kelin mengatakan, kini Inggris berhati-hati terkait senjata jarak jauh Rusia tersebut.
"Bukan karena mereka takut, tetapi secara keseluruhan mereka menyadari bahwa faktor yang sama sekali baru telah muncul di tempat kejadian. Yang kedua adalah bahwa kami telah membalas penggunaan Storm Shadow [rudal jarak jauh] jauh di dalam wilayah Rusia. Itu juga jelas," kata Kelin dalam wawancara dengan saluran TV Rossiya-24, dikutip oleh TASS, Kamis (19/12/2024).
Meski reaksi resmi Inggris terhadap peluncuran Oreshnik tersebut tidak jelas, kata Kelin, namun para pakar militer Inggris sangat serius membahasnya.
"Tidak diragukan lagi ada studi serius tentang kemampuan, kapabilitas rudal Oreshnik, penyebarannya di wilayah Belarus, dari mana, katakanlah, titik mana pun di Eropa dapat dijangkau," ujar Kelin.
Oreshnik adalah rudal milik Rusia yang sama sekali baru dan membuat negara Barat terperangah, saat diujicoba langsung di wilayah pertempuran di Dnipro.
Beberapa kelebihan Oreshnik antara lain memiliki kecepatan 10 kali kecepatan suara atau 3 kilometer/detik.
Baca juga: Gagal Bendung Rusia di Kurakhovo dan Pokrovsk, Komandan Tertinggi Donetsk Dicopot
Pemimpin Rusia Vladimir Puti mengklaim tidak ada senjata yang bisa menangkal Oreshnik.
Oreshnik diduga memiliki jangkauan hingga 3.000 kilometer, dengan demikian London yang jaraknya adalah 2.500 kilometer dari Moskow, merupakan sasaran yang bisa dijangkau Oreshnik.
Apalagi diduga pengembangan rudal hipersonik ini akan meningkatkan jangkauan hingga 5.000 kilometer.
Oreshnik dilengkapi dengan enam unit hulu ledak yang bisa diisi dengan nuklir.
Ditempatkan di Belarus
Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Oreshnik yang baru kemungkinan akan dikirim ke Belarus pada paruh kedua tahun depan.
Ia menyebut pengiriman tersebut untuk memperkuat sekutunya itu yang telah menjadi tempat persiapan serangan Rusia terhadap Ukraina.
"Senjata-senjata itu akan menjadi bagian dari militer Rusia, tetapi pemimpin Belarus yang akan menentukan target apa pun," kata Putin pekan lalu.
Pemimpin Rusia itu menggarisbawahi bagaimana langkah seperti itu akan membantu Kremlin memproyeksikan kekuatannya, mengatakan bahwa "semakin pendek jaraknya, semakin besar kekuatan hulu ledaknya."