News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Prabowo Berkomitmen Perkuat Kelompok D-8

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Prabowo Subianto tiba di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, Mesir, pada Kamis, (19/12/2024). Presiden akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-11 Developing Eight (D-8).

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri KTT Developing Eight (D-8) atau Kelompok 8 Negara Berkembang, di Kairo, Mesir, Kamis, (19/12/2024).

Dalam pidatonya Presiden Prabowo mengatakan Kelompok D-8 yang terdiri dari Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Turkiye, dan Pakistan memiliki potensi yang sangat besar.

Baca juga: Presiden Prabowo Berdiri di Samping Erdogan Saat Hadiri KTT D-8 Kairo Mesir

"Dalam dunia yang sering dibentuk oleh segelintir pihak, pertemuan ini menyoroti kekuatan kolektif kita sebagai kekuatan transformatif. Kita harus menyadari bahwa D-8 memiliki potensi yang sangat besar," kata Prabowo.

Menurut Presiden Prabowo D-8 merupakan blok ekonomi terbesar ketiga di dunia. Pada 2023 lalu total PDB negara D-8 mencapai 4,81 triliun dolar AS.

"PricewaterhouseCoopers memprediksi bahwa seluruh negara anggota D-8 akan berada di antara 25 ekonomi terbesar pada tahun 2050," katanya.

Menurut Prabowo D-8 harus menjadi lebih dari sekadar blok ekonomi melainkan gerakan global south. Oleh karena itu negara negara D-8 harus terus memperjuangkan tatanan global yang lebih adil berdasarkan hukum internasional, inklusivitas, keadilan, dan kemakmuran bersama.

Baca juga: Tingkatkan Kerjasama, Prabowo akan Kirim Delegasi Tingkat Tinggi ke Mesir

Untuk mencapai hal ini, diperlukan representasi yang lebih besar dari negara-negara global selatan dalam proses pengambilan keputusan. Untuk itu, D-8 harus bersatu. Kita harus bekerja sama untuk bersatu dan melupakan perbedaan kita. Kita harus mengutamakan kebaikan bersama bagi rakyat kita," katanya.

"Tanpa persatuan, tanpa integrasi, kita akan lemah. Dan jika kita lemah, kita akan dieksploitasi. Itulah hukum sejarah. Dalam semangat ini, Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat D-8," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini