TRIBUNNEWS.COM - Sebuah pesawat milik maskapai Jeju Air mengalami kecelakaan diduga karena bertabrakan dengan burung di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024).
Akibat kecelakaan pesawat Jeju Air tersebut, sebanyak 127 orang dilaporkan tewas hingga pukul 16.30 sore waktu setempat.
Pihak berwenang mengatakan, diperkirakan korban tewas kecelakaan pesawat Jeju Air bisa meningkat hingga 179 orang.
Jatuhnya pesawat Jeju Air menjadikannya sebagai bencana penerbangan domestik terburuk di Korea Selatan.
Pesawat Jeju Air bernomor penerbangan 7C2216, Boeing 737-800, yang membawa 181 penumpang dan awak, berupaya mendarat ketika keluar dari landasan pacu.
Dilansir The Korea Herald, lima menit setelah pilot mengumumkan keadaan darurat, pesawat tersebut menabrak pagar pembatas dan terbakar, menurut Kementerian Perhubungan.
Menurut Markas Besar Dinas Pemadam Kebakaran Jeonnam, sebagian besar penumpang kemungkinan besar telah meninggal dunia.
Hanya dua orang yang selamat dari insiden nahas tersebut, yang dilaporkan sebagai awak pesawat.
Menurut pihak berwenang, penumpang pesawat Jeju Air termasuk 173 warga Korea Selatan dan dua warga negara Thailand.
Tidak ada korban selamat tambahan yang ditemukan di antara penumpang.
Kondisi reruntuhan pesawat menunjukkan harapan untuk mendapatkan lebih banyak korban selamat sangatlah tipis, kata otoritas pemadam kebakaran dalam pengarahan kepada keluarga penumpang.
Baca juga: Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air Ungkap Detik-detik Sebelum Kecelakaan di Korsel
Badan pesawat Jeju Air hancur total akibat kecelakaan itu, sehingga identifikasi korban menjadi sangat sulit.
Tim penyelamat terus berupaya menemukan jenazah penumpang yang hilang, sedangkan kamar mayat darurat telah disiapkan untuk menampung jenazah yang ditemukan.
Banyak jenazah yang rusak parah, sehingga menyulitkan proses identifikasi, imbuh pihak berwenang.