News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Elon Musk Kembali Menyindir Politisi Eropa, Kali Ini Presiden Jerman Jadi Sasaran

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Elon Musk Kembali Menyindir Politisi Eropa, Kali Ini Presiden Jerman Jadi Sasaran

Miliarder Elon Musk pada Selasa (31/12), kembali melontarkan kritik tajam terhadap politisi Eropa.

Kali ini, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menjadi target komentar pedasnya melalui sebuah unggahan di media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Unggahan Musk ini tampaknya merespons pidato Steinmeier yang menyoroti pengaruh luar terhadap politik Jerman. Dalam pidatonya terkait pembubaran Bundestag, Steinmeier menekankan pentingnya kedaulatan demokrasi dan perlunya melindungi sistem politik Jerman dari intervensi asing.

Apa yang dikatakan Musk?

Melalui X, Musk mengomentari kritik yang dilontarkan oleh Naomi Seibt, seorang influencer yang berafiliasi dengan partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD). Seibt menyebut Steinmeier sebagai ancaman bagi demokrasi, sebuah pandangan yang tampaknya diamini oleh Musk.

"Steinmeier adalah seorang tiran anti-demokrasi! Memalukan," tulis Musk dalam bahasa Inggris.

Kantor Steinmeier telah mencatat pernyataan tersebut tetapi memilih untuk tidak memberikan tanggapan lebih lanjut.

Ini bukan pertama kalinya Musk melontarkan kritik tajam terhadap politisi Jerman. Pada November lalu, setelah pemerintahan koalisi tiga partai Jerman bubar, Musk menyebut Kanselir Olaf Scholz sebagai "orang bodoh" dalam sebuah unggahan berbahasa Jerman. Ia juga memprediksi bahwa Scholz akan kalah dalam pemilu yang dijadwalkan berlangsung Februari mendatang, meskipun ia salah mengeja nama Scholz dalam postingannya.

Sebagai pemilik X dengan lebih dari 200 juta pengikut, Musk kerap menggunakan platformnya untuk menyuarakan pandangan politiknya, yang sering kali memicu kontroversi.

Reaksi dari pemerintah Jerman

Juru bicara Alice Weidel, pemimpin AfD, mengonfirmasi bahwa ada rencana untuk pertemuan online antara Weidel dan Musk melalui fitur chat Spaces di X. Ide ini awalnya diajukan oleh Musk sendiri, yang menulis, "Tunggu sampai Alice dan saya melakukan percakapan di X Spaces. Mereka akan kehilangan akal sehat."

Wakil Kanselir Jerman, Robert Habeck, dengan tegas mengecam tindakan Musk, menuduhnya berusaha memengaruhi pemilu Jerman dan melemahkan stabilitas politik Eropa.

"Elon Musk dilengkapi dengan miliaran dolar dan kekuatan komunikasi yang tak terkendali," tulis Habeck di X. "Dukungannya terhadap AfD adalah upaya sistematis untuk melemahkan Eropa. Kita harus memastikan bahwa tidak ada model bisnis yang menghancurkan demokrasi kita. Saatnya Eropa menggunakan kekuatannya secara tegas."

Selain Jerman, kekhawatiran juga berkembang di Inggris terkait ketertarikan Musk pada politik negara tersebut. Musk terlihat menyelaraskan dirinya dengan Nigel Farage, seorang politisi sayap kanan, dan melontarkan kritik tajam terhadap Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, serta pemerintahan Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah.

Musk, yang dikenal karena komentarnya yang kontroversial, tampaknya semakin memainkan peran aktif dalam kancah politik global, menciptakan gelombang reaksi dari berbagai pihak.

fr/rs (AFP, dpa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini