Jeremy Coates bekerja sebagai pelayan di restoran Home Kitchen, di London, Inggris. Untuk waktu yang lama, pria ini tidak memiliki rumah tetap. Masa kecilnya berat dan ia tidak pernah benar-benar memiliki pekerjaan yang memadai. Namun, menjadi bagian dari sebuah tim membuatnya memperoleh kepercayaan diri.
"Seseorang seperti saya, yang tidak berasal dari keluarga yang stabil, bisa dengan mudahnya terjerumus dalam kehidupan tanpa tujuan dan koneksi. Itulah yang dibutuhkan setiap orang untuk berjuang dan membangun kehidupan mereka," kata Jeremy.
Home Kitchen sebagian didanai oleh donasi. Hal itu membuat restoran tersebut dapat fokus pada pelatihan staf tanpa adanya tekanan untuk menghasilkan keuntungan. Misinya adalah membantu orang-orang yang rentan secara sosial keluar dari kemiskinan dan mendapatkan pekerjaan.
"Semua orang berhak mendapatkan kesempatan...Orang-orang tidak memilih untuk berada di jalanan. Itu karena keadaan," tutur Adam Simmonds, koki berbintang Michelin yang mengelola menu dan dapur restoran Home Kitchen. Beberapa tahun lalu Adam sendiri pernah melalui masa sulit dan hampir berakhir di jalanan.
Jeremy bersemangat untuk mempelajari banyak hal dan membangun kehidupannya. Ia berharap bisa menjadikan ini sebagai kariernya suatu saat nanti.
Menurut situs Home Kitchen, anggota tim restoran tersebut direkut dari komunitas tunawisma. Selain itu, disebutkan juga bahwa restoran tersebut akan membayar "London Living Wage" atau upah per jam yang saat ini ditetapkan sebesar £13,85 (sekitar Rp280.000).
Besarnya upah tersebut dihitung secara independen untuk merefleksikan biaya hidup yang lebih di ibu kota. Selain kebijakan tersebut, Home Kitchen akan menyediakan kartu transportasi dan mendanai kualifikasi katering untuk membantu anggotanya memulai kariernya di industri tersebut.