Dukungan elektoral untuk aliansi kanan-tengah Jerman dari partai Uni Kristen Demokrat, CDU, dan Uni Kristen Sosial, CSU, turun sebanyak dua poin menjadi 28% menjelang pemilihan umum pada tanggal 23 Februari, menurut sebuah jajak pendapat pada hari Selasa (4/2).
Penurunan tercatat setelah kandidat kanselir dari CDU, Friedrich Merz, berusaha menggunakan dukungan dari partai ekstrem kanan, AfD, untuk meloloskan resolusi demi memangkas migrasi.
Langkah yang digagalkan di parlemen Bundestag itu dikritik sebagai pelanggaran tabu politik, termasuk oleh bekas kanselir CDU Angela Merkel.
Hasil jajak pendapat merupakan yang terendah bagi CDU sejak Oktober 2023. Akibat kisruh antarpartai pemerintah, partai oposisi itu berada di atas angin dan jauh mengungguli partai lain dalam berbagai survei.
Jajak pendapat oleh lembaga penelitian Forsa menunjukkan popularitas partai radikal kanan Alternatif untuk Jerman, atau AfD, tetap tidak berubah di posisi kedua dengan 20%.
Adapun Partai Sosial Demokrat pimpinan Kanselir Olaf Scholz bertahan stabil di 16%, sementara Partai Hijau naik satu poin menjadi 15%.
Dukungan menyusut untuk Merz
Kisruh seputar RUU Keimigrasian di parlemen ikut menyusutkan tingkat elektabilitas Friedrich Merz sebanyak tiga poin menjadi 22%.
Artinya, popularitas ketum partai terbesar di Jerman itu sekarang setara dengan kandidat kanselir Partai Hijau Robert Habeck.
Kanselir Olaf Scholz dan kandidat kanselir AfD Alice Weidel tetap stabil pada angka 16%.
Jajak pendapat Forsa untuk stasiun televisi RTL/ntv, dilakukan antara 28 Januari dan 3 Februari. Periode ini diwarnai protes nasional terhadap keputusan Merz untuk menerima dukungan AfD. Di Berlin, lebih dari 150.000 orang berunjuk rasa menentang kolaborasi CDU dan AfD di Berlin pada akhir pekan silam.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Gagalnya RUU Keimigrasian pun dicatat sebagai kekalahan politik pertama bagi sang calon kanselir.
Merz kini berusaha meyakinkan publik betapa CDU tidak akan bekerja sama dengan AfD, termasuk dalam wawancara akhir pekan dengan DW.
"Pesan saya selalu sangat jelas: kami tidak bekerja dengan partai itu. Hal itu tidak terjadi minggu lalu, dan itu tidak akan terjadi minggu ini, minggu depan, atau minggu setelahnya," katanya kepada DW.
Partai di ambang batas parlemen
Saat ini, tiga partai berjuang untuk mencapai ambang batas parlemen sebesar 5 persen.
Partai Kiri, yang dilanda perpecahan sejak hengkangnya kelompok Sahara Wagenknecht, untuk pertama kalinya bertengger di kisaran 5%, sejak Agustus 2023 dalam jajak pendapat Forsa.
Aliansi Sahara Wagenknecht, BSW, sebuah partai populis kiri, tercatat memperoleh 4% suara. Adapun Partai Liberal Demokrat, FDP, yang dipecat dari koalisi pemerintah, juga berada di kisaran 4 persen.
Sebuah jajak pendapat berbeda yang dirilis pada hari Senin (3/2) mengungkap, dukungan bagi CDU/CSU tidak berubah pada 30%, dengan AfD di 22%. Survei ini dilakukan oleh Institut INSA untuk tabloid konservatif Jerman Bild.
Jerman akan menggelar pemungutan suara pada 23 Februari dalam pemilihan dadakan menyusul runtuhnya koalisi tiga partai pada November 2023 lalu.