TRIBUNNEWS.COM - Dua orang tewas setelah sebuah pesawat kecil menabrak bus di jalan raya São Paulo, Brasil, pada Jumat (7/2/2025).
Pesawat tersebut jatuh di kawasan padat Barra Funda, di sisi barat kota, dekat pusat kota.
Menurut laporan Fox News, video dari lokasi kejadian memperlihatkan petugas pemadam kebakaran sedang menangani puing-puing pesawat yang terbakar.
Jalan tempat kecelakaan terjadi merupakan kawasan gedung perkantoran dan terdapat stasiun bus, kereta api, serta kereta bawah tanah utama di sekitarnya.
Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari sebuah bandara swasta terdekat dan sedang dalam perjalanan menuju Porto Alegre.
Kecelakaan ini menewaskan pilot dan kopilot, serta melukai dua warga sipil di darat.
Bagian pesawat yang menghantam bus melukai seorang penumpang wanita di dalam bus.
Sementara itu seorang pengendara sepeda motor terkena puing-puing pesawat yang jatuh, menurut laporan petugas pemadam kebakaran setempat.
"Sayangnya, hari ini kita mengawali dengan kecelakaan pesawat tragis di ibu kota São Paulo, dengan konfirmasi kematian pilot dan kopilot," tulis Gubernur São Paulo, Tarcisio de Freitas, di akun X.
"Dua orang di darat terluka dan telah dibawa ke Unit Gawat Darurat Vergueiro."
"Kami harus mengapresiasi tindakan cepat dari Departemen Pemadam Kebakaran yang berhasil memadamkan api dalam hitungan menit, sehingga mencegah terjadinya tragedi yang lebih besar."
Baca juga: Bangkai Pesawat yang Hilang di Alaska Ditemukan, Angkut 10 Orang dan Tidak Ada Korban Selamat
"Saya turut berduka cita kepada keluarga dan sahabat para korban."
Kecelakaan Pesawat Lainnya di Alaska
Di waktu yang sama, di belahan dunia lainnya, sebuah pesawat yang sebelumnya dilaporkan hilang kontak, ditemukan jatuh di Alaska.
Puing-puing pesawat yang cocok dengan deskripsi pesawat yang hilang pada Kamis (6/2/2025) sore ditemukan di atas es laut Alaska pada Jumat.
Pesawat itu membawa 1 pilot dan 9 penumpang, namun tak ada yang selamat dari kecelakaan tersebut, demikian kata Penjaga Pantai AS kepada Anchorage Daily News.
"Pikiran kami bersama mereka yang terdampak oleh insiden tragis ini," ujar pihak Penjaga Pantai dalam pernyataan resmi.
Awalnya, juru bicara Penjaga Pantai AS mengatakan kepada Associated Press bahwa mereka belum dapat memberikan informasi lebih rinci mengenai pesawat yang diduga sebagai Bering Air Flight 445, yang sedang terbang dari Unalakleet menuju Nome.
"Saat ini kami hanya memiliki informasi tentang tiga orang," kata Cameron Snell kepada Associated Press, merujuk pada orang-orang yang diduga berada di dalam pesawat turboprop bermesin tunggal tersebut.
Unalakleet dan Nome berjarak sekitar 150 mil, dipisahkan oleh Norton Sound, di selatan Lingkar Arktik.
Pada unggahan di media sosial pada Kamis, Penjaga Pantai menyebutkan bahwa pesawat tersebut berada sekitar 12 mil dari garis pantai saat posisinya hilang.
David Olson, direktur operasi Bering Air, mengatakan kepada Associated Press bahwa pesawat tersebut lepas landas dari Unalakleet pada pukul 2:37 siang hari Kamis dan kehilangan kontak radio sekitar 38 menit kemudian.
Menurut situs pelacakan penerbangan Flightradar24, posisi terakhir pesawat tercatat pada pukul 3:16 siang waktu setempat, sekitar 10 menit sebelum dijadwalkan tiba di Nome.
Benjamin McIntyre-Coble, asisten kepala manajemen insiden di Distrik 17 Penjaga Pantai AS, mengatakan bahwa data radar forensik menunjukkan sekitar pukul 3:18 siang, pesawat mengalami insiden yang menyebabkan kehilangan ketinggian dan kecepatan secara cepat.
Pemadam kebakaran melaporkan bahwa pilot sempat memberi tahu pengendali lalu lintas udara di Anchorage tentang niatnya untuk memasuki pola tunggu sambil menunggu landasan pacu dibersihkan.
Menurut Badan Cuaca Nasional, pada Kamis malam di sekitar Bandara Nome terdapat salju ringan, gerimis dingin, dan kabut.
Baca juga: Pesawat Latih Mendarat Darurat di Perairan Banyuwangi, Diduga Gagal Mesin
Danielle Tessen, juru bicara Departemen Transportasi Alaska, mengatakan kepada New York Times bahwa landasan pacu di Bandara Nome tetap terbuka sepanjang hari.
Operasi pencairan es dilakukan ketika tidak ada pesawat yang mendekati atau berada di sekitar bandara.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)