TRIBUNNEWS.COM - Israel mulai menarik pasukannya dari koridor utama Gaza pada Minggu (9/2/2025).
Penarikan diri Israel dari koridor utama Gaza ini termasuk bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Salah satu kesepakatan tersebut adalah penarikan diri pasukan Israel dari Koridor Netzarim, wilayah yang membelah Gaza utara dari selatan.
Meski begitu, tidak jelas berapa banyak pasukan Israel yang ditarik dari wilayah itu.
Di awal kesepakatan gencatan senjata, Israel mulai mengizinkan warga Palestina untuk menyeberangi Netzarim untuk pulang ke rumah mereka di Gaza utara.
Gencatan senjata antara Hamas dengan Israel selama 42 hari baru saja melewati titik tengahnya.
Dikutip dari Arab News, kedua belah pihak seharusnya sudah mulai merundingkan perpanjangan kesepakatan yang akan menghasilkan pembebasan lebih banyak sandera Israel dari Hamas.
Namun, kesepakatan gencatan senjata tersebut kini mulai rapuh dan perpanjangan tersebut tidak dijamin.
Kedua belah pihak bermaksud memulai perundingan mengenai tahap kedua gencatan senjata, tetapi tampaknya hanya ada sedikit kemajuan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengirim delegasi ke Qatar.
Tetapi misi tersebut melibatkan pejabat tingkat rendah, yang memicu spekulasi bahwa hal itu tidak akan menghasilkan terobosan dalam memperpanjang gencatan senjata.
Baca juga: Komentator Militer: Hamas Tak Terkalahkan oleh Israel, dan Mempermalukan Israel
Netanyahu diperkirakan akan mengadakan pertemuan dengan menteri-menteri kabinet utama minggu ini untuk membahas tahap kedua kesepakatan tersebut, tetapi belum jelas kapan.
Pembebasan Sandera
Hamas telah menyerahkan tiga sandera Israel pada Sabtu (8/2/2025) kemarin.
Sementara Israel mulai membebaskan puluhan warga Palestina dalam tahap terakhir gencatan senjata.