Inflasi di Israel Melonjak ke Level Tertinggi Akibat Perang Gaza, Siap-siap Angka Kemiskinan Naik
TRIBUNNEWS.COM - Biro Statistik Pusat Israel, Jumat (14/2/2025) menyatakan kalau tingkat inflasi negara pendudukan tersebut naik lebih dari yang diprediksi pada Januari 2025 menjadi 3,8 persen.
Angka ini disebutkan menjadi level tertinggi dalam lebih dari setahun.
Baca juga: Jenderal IDF: Karena Gaza, Israel Hadapi Bahaya Kepunahan Setara Penghancuran Bom Nuklir
"Situasi ini kemungkinan mencegah para pembuat kebijakan keuangan Israel untuk segera memangkas suku bunga," kata ulasan Khaberni, dikutip Sabtu (15/2/2025).
Laporan juga menyatakan kalau para pengamat menghubungkan kenaikan inflasi yang berkelanjutan dengan perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza dan biaya serta ongkos yang ditimbulkannya.
"Tingkat inflasi tahunan pada bulan Januari tersebut adalah yang tertinggi sejak September 2023, naik dari 3,2 persen pada bulan Desember," tambah laporan tersebut.
Reuters melansir, angka tersebut melampaui ekspektasi sebesar 3,7?lam jajak pendapat yang dilakukan.
Namun bergitu, angka ini tetap berada di atas kisaran target tahunan pemerintah Israel sebesar 1% hingga 3%.
Baca juga: Tentara Israel Dijegal Krisis Parah Anggaran Perang Saat Bersiap Lanjutkan Agresi Militer di Gaza
Penyebab Inflasi Israel
Pejabat pemerintah Israel menghubungkan kenaikan inflasi dengan masalah terkait kekurangan pasokan barang akibat perang yang dilancarkan Israel di Gaza sejak Oktober 2023.
Dalam praktiknya, peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yang paling menonjol:
- Kenaikan pajak, karena pemerintah telah menyetujui kenaikan pajak yang memengaruhi harga barang dan jasa.
- Harga buah-buahan, makanan, dan perumahan mengalami kenaikan. Kategori-kategori ini mengalami kenaikan harga yang signifikan selama periode tersebut.
- Indeks harga konsumen naik lebih dari yang diharapkan, meningkat 0,6% pada bulan Januari dari Desember, karena naiknya harga buah-buahan, makanan, dan perumahan. Jajak pendapat Reuters memperkirakan kenaikan 0,5%.
Dampak Inflasi di Israel
Meningkatnya inflasi di Israel memiliki implikasi ekonomi yang penting, terutama:
- Daya beli menurun dan biaya hidup meningkat. Meningkatnya harga, terutama untuk perumahan, makanan, dan jasa, menyebabkan berkurangnya pendapatan warga negara, yang meningkatkan tekanan pada keluarga berpenghasilan rendah dan dapat meningkatkan angka kemiskinan.
- Tekanan pada Bank Israel untuk menaikkan suku bunga guna mengekang inflasi, membuat pinjaman (perumahan, komersial, dan konsumen) lebih mahal. Suku bunga yang lebih tinggi dapat memperlambat investasi dan pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor teknologi dan real estate.
- Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan nilai shekel turun terhadap mata uang lain, sehingga meningkatkan biaya barang impor.
- Investor asing mungkin kehilangan kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi Israel, yang menyebabkan perlambatan arus masuk FDI. Akibatnya, perusahaan lokal mungkin kesulitan menarik modal, sehingga memengaruhi pertumbuhan sektor penting seperti teknologi tinggi.
(oln/khbrn/reuters/*)